Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Dari Bengkulu ke Bali, gempa

Korban gempa di bengkulu sukar diketahui karena hubungan antara desa sulit. di karangasem, bali, rumah sakit yang rusak karena gempa mengungsikan pasiennya ke lembaga pemasyarakatan.(dh)

29 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN sigap Margodi mengerahkan anak buahnya. Pagi itu, Sabtu 15 Desember lalu, Direktur Lembaga Pemasyarakatan Kota Curup itu baru saja masuk kantor, ketika getaran gempa pertama terjadi. Semua petugas diperintahkannya mengunci pintu-pintu penjara sementara para petugas lain berjaga-jaga dengan senjata siap di tangan. Dan para penghuni LP pun diperintahkan berlindung di kolong tempat tidur masing-masing. Getaran pertama itu merobohkan 70 meter dinding tembok penjara, sementara 11 kamar rusak. "Pendeknya 75% bangunan LP rusak berat," kata Margodi yang bertitel sarjana muda Ilmu Pemasyarakatan itu. Tapi syukur tak seorang penghuni LP (67 tahanan 42 narapidana) yang cidera. "Juga tidak ada yang lari," tambah Margodi. Getaran pertama gempa di Kabupaten Rejang-Lebong (Bengkulu) itu terjadi jam 07.2.37 WIB. Menurut Kepala Stasion Meteorologi dan Geofisika Kecamatan Kepahyang, M. Fachri Dahlan, berkekuatan 6 pada Skala Richter dengan kedalaman 25 km dari permukaan bumi, jauhnya 17 km dari Kepahyang. Gubernur Bengkulu Soeprapto memperkirakan, sumber gempa tersebut berasal dari Gunun Kaba dan Gunun Bukit Daun. Hingga bisa dimaklum bila 3 kecamatan yang paling dekat dengan kedua gunung tersebut -- Kecamatan Lebong Selatan, Lebong Utara dan Padang Ulak Tanding -- paling parah menderita. Juga 3 desa di Kecamatan Kepahyang dan Curup, yaitu Desa Sawah, Bermanis dan Daspetah. Dalam waktu 10 hari setelah gempa pertama, getaran-getaran masih berlangsung. Rata-rata setiap hari terjadi 3 kali getaran. Karena itu tak sedikit penduduk yang enggan tinggal dalam rumah. Yang repot, "hubungan antara satu desa dengan desa lain masih sulit," kata Soeprapto. Apalagi alat penghubung SSB (side single band) di Kecamatan Kepahyang rupanya tidak berfungsi hingga tak diterima laporan dari stasion geofisika Kepahyang. Oleh sebab itu gubernur juga tidak tahu persis desa-desa mana lagi yang menderlta. Hasil seluruh gempa bumi di Bengkulu adalah tak kurang dari 2.500 rumah roboh, 5 orang tewas, 125 luka berat dan 150 lagi luka ringan. angunan umum lainnya juga rusak seperti masjid, sekolah dan pasar. Kerugian sementara ditaksir sekitar Rp 4,6 milyar tidak termasuk kerugian harta benda penduduk. Sementara itu kebutuhan bahan bakar di Kota Bengkulu juga jadi sulit. Selama 2 hari sejak gempa premium habis. Kalau pun ada, harganya Rp 500/liter. Puluhan mobil dan motor terpaksa antre di pompa-pompa bensin sejak malam hari. Harga minyak tanah juga naik, dari Rp 45 menjadi Rp 100/liter. Sayur-mayur tak ketinggalan, yang semula Rp 50/kg menjadi dua kali lipat atau lebih. Lebih-lebih karena sayur-mayur memang didatangkan dari daerah-daerah yang dilanda gempa. Dua hari kemudian, gempa juga muncul di Bali, dengan kekuatan yang hampir sama 6,1 Skala Richter. Getaran pertama terjadi Senin dini hari jam 02.58, secara susul-menyusul selama 3 menit. Padahal sehari sebelumnya Minggu sore 16 Desember, umat Hindu di sana sedang melangsungkan upacara yadnya atau pengorbanan, mohon Hyang Widhi agar terhindar dari malapetaka. Tak seorang pun melewatkan upacara itu, sebab hari itu merupakan "kajeng keliwon uwudan" alias hari keramat. Malang, rupanya malapetaka datang juga. Begitu mendadak hingga penduduk tak sempat memukul kentongan. Guncangan-guncangan keras kembali muncul seperti pernah terjadi 3 tahun lewat. Sejumlah desa di Kabupaten Karangasem, Bali Timur, juga terguncang. Semula diduga, sumber gempa adalah Gunung Agung yang juga terletak di Karangasem. Tapi menurut kalangan meteorologi setempat, gempa berpusat di Selat Lombok dengan kedalaman normal. Di Karangasem saja tak kurang dari 8.000 rumah roboh, korban jiwa 27 orang. Bangunan umum seperti sekolah, pura, masjid dan balai pengobatan hancur. Paling parah Kecamatan Abang dan Kubu, yang beberapa hari lalu kelaparan. Desa Culik di Kecamatan Abang yang berpenduduk 10.300 jiwa, 90% rumah rusak berat. Sejak pagi buta RSIJ Karangasem yang berkapasitas 36 tempat tidur penuh penderita yang luka-luka. Karena rumah sakit ini juga rusak, perawatan dilakukan di luar, sementara pasien lama dipindah ke Lembaga Pemasyarakatan, 1,5 km dari rumah sakit. Tapi ada 5 orang pasien yang melarikan diri, konon karena khawatir statusnya disa makan dengan tahanan. Sementara itu bantuan mulai mengalir. Semua fraksi di DPRD Bali bahkan sepakat mengalihkan anggaran yang mestinya untuk proyek tak mendesak, untuk biaya menolong para korban. Bagi perbekel Desa Culik, Ida Made Jelantik, yang paling dibutuhkan ialah barak atau tenda. Sebab para korban buat sementara tidur di kandang babi atau kandang ayam. Mengenai parahnya Desa Culik, beredar cerita macam-macam. Ada yang bilang, beberapa jam sebelumnya di desa itu tak ada angin berhembus. Dan itu pertanda buruk. Dua jam sebelum getaran pertama muncul konon ada seorang dukun, Oeman Pegeg (50 tahun) melihat seorang tua berpakaian putih-putih memukul kentongan di Balai Kulkul Pura Puseh. Tapi katanya hanya dukun itu sendiri yang mendengar suara kentongan. Sebulan sebelumnya penduduk Culik melangsungkan yadnya besar-besaran setelah Pura Desa Puseh dipugar. Ketika itu seluruh pemangku dadia (pemuka agama) kesurupan dan berbicara macam-macam. Tapi tak seorang menyebut soal gempa. Ternyata pura itu pun hancur, seperti 1963 lalu setelah dipugar, juga hancur. "Mungkin pura itu memang tak boleh diperbaiki," ujar seorang kakek.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus