Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Beredar video yang berisi adegan sedikit kericuhan ketika calon wakil presiden urutan nomor 02 Sandiaga Uno tengah kampanye di Labuan Bajo, Nusa Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Dalam rekaman itu terlihat Sandi diminta menyingkir oleh seorang penjual ikan. Saat itu dia akan wawancara dengan sejumlah awak media.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita terkait: Sindir Jokowi, Sandiaga: Kami Tak Obral Janji dengan Kartu Sakti
"Tidak boleh! Tidak boleh! Jangan diinjak-injak, tidak boleh, tidak boleh! Keluar!" kata pedagang tersebut dalam video yang beredar Selasa, 26 Februari 2019. Menurut informasi yang dihimpun, penjual itu bernama Kornelis. Sandiaga tampak kaget sesaat, kemudian dia meminta orang-orang yang mengerumuninya untuk tenang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandiaga diam menunggu beberapa saat selama Kornelis marah-marah.
"Jangan-jangan! Di luar saja! Orang mau datang belanja di sini," kata Kornelis yang mengenakan kaus merah itu. Seorang perempuan dengan setelan hitam yang identik dengan petugas satuan pengamanan (satpam) mendekati Kornelis dan menepuk-nepuk pundaknya. Setelah dia tenang, barulah Sandiaga memulai wawancara.
Tokoh masyarakat Manggarai Barat Matius Hamsi mengatakan peristiwa itu terjadi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Hamsi mengakui sikap Kornelis menimbulkan kesan kurang baik.
Menurut dia, bagaimana pun Sandiaga adalah calon wakil presiden dan tamu di Labuan Bajo. Namun, Hamsi juga mengerti mengerti kemarahan Kornelis. Penjual tersebut hanya marah terhadap kerumunan orang, bukan kepada Sandiaga.
"Sebenarnya bukan salah penjual ikan, tapi pengaturan timnya ini kurang bagus," kata Hamsi yang juga merupakan Ketua DPD Partai Golkar Manggarai Barat kepada Tempo, Rabu malam, 27 Februari 2019.
Kepada sejumlah wartawan yang menemuinya seusai berolahraga pagi di GOR Bulungan Jakarta Selatan, Rabu, 27 Februari 2019, Sandiaga menjelaskan peristiwa yang dia alami. Dia mengatakan kejadian itu bukan penolakan seperti yang beredar di media sosial.
Penjual itu marah lantaran banyaknya pendukung yang berkumpul di tempat itu dan menutupi dagangannya. "Biasalah, relawan kan berebut ada yang naik-naik ke atas, terus penjaga tokonya marah. Ada yang terinjak-injak ikannya, lalu ada yang disuruh turun," kata Sandiaga.
Sandiaga mengklaim, setiap berkunjung ke pasar memang banyak pendukungnya yang antusias ingin bersalaman. Akibatnya, banyak barang dagangan yang tersenggol hingga jatuh atau terinjak.
Namun dia mendaku, Kornelis tetap mengizinkannya melanjutkan wawancara di tempat tersebut. "Saya sampaikan minta maaf. Maaf boleh saya lanjutkan? Beliau menyampaikan silakan. Jadi bukan penolakan, saya sih melihatnya bukan penolakan," ujar Sandiaga.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | ANTARA