Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Dicalonkan sebagai wakil presiden

Umar wirahadikusumah, profil dan kariernya, dan tentang dicalonkannya sebagai wapres untuk tahun 1983/1988. (nas)

5 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TATKALA meninjau kesiapan keamanan Sidang Umum MPR di kompleks Senayan Jumat pagi lalu, Pangkopkamtib Laksamana Sudomo sempat mencoba kursi buat wakil presiden yang terletak di sebelah kiri meja pimpinan. "Tempat duduknya enak," kata Sudomo sambil tertawa. Bangkit berdiri, ia kemudian berkata pada para wartawan "Pokoknya yang ingin tidak mendapat, yang mempersiapkan diri juga tidak berhasil, tapi yang tidak inin dan tidak mempersiapkan diri malah yang mendapat." Teka-teki Sudomo itu ternyata terjawab hari itu juga. Di kediaman Pak Harto, Jalan Cendana 8, Jakarta Pusat, pagi itu Wakil Ketua Fraksi Karya Pembangunan R. Soekardi mengungkapkan satu nama calon wakil presiden untuk priode 1983-1988: Umar Wirahadikusumah. Banyak yang kaget. Nama Umar Wirahadikusumah selama ini memang tidak tercantum dalam "daftar nominasi". Ia malah dianggap "tidak masuk hitungan". Namun kejutan itu akhirnya memang terjadi: Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (Bapeka) Jenderal (Pur) Umar Wirahadikusumah, 59 tahun, yang tampaknya memang tidak ingin dan tidak mempersiapkan diri menjadi wapres, malah yang terpilih menjadi calon. Soekardi mengunghapkan nama Umar atas nama tiga fraksi terbesar di MPR: F-KP, F-ABRI dan F-Utusan Daerah yang secara bersama menguasai sekitar 83% dari 920 kursi MPR - setelah pimpinan ketiga fraksi tersebut berkonsultasi dengan Presiden Soeharto. Belum adapenjelasan yang pasti kapan konsultasi itu pertama kali diadakan. Yang baru dikemukakan adalah pokok pembicaraan. Dua masalah yang dikonsultasikan adalah bahan-bahan yangtelah diputuskan Badan Pekerja (BP) MPR, berupa Rancangan Ketetapan (Rantap) dan Rancangan Keputusan (Rantus) serta personalia calon preslden dan wapres. Menurut Soekardi, dalam pertemuan itu tri fraksi memohon sekali lagi kesediaan Presiden Soeharto untuk dicalonkan lagi sebagai presiden periode 5 tahun mendatang. "Penegasan kembali ini penting sekali bagi tri fraksi karena pada tanggal 8 Maret, yaitu 3 hari sebelum Sidang Umum MPR berakhir, fraksi-fraksi sudah harus mengajukan calon mereka untuk jabatan presiden," ujar Soekardi. Dan kepada pimpinan tri fraksi tersebut, yakni: soekardi, Sapardjo dan Cosmas Batubara (I:-KP), Soenanda Prijosoedarmo dan ladi Thayeb (Utusan Daerah) serta Kharis Suhud dan Soebijono (F -ABRI), Pak Harto menyatakdn kesediaannya untuk dicalonkan kembali, "jika dikehendaki rakyat dan bila MPR mencalonkannya". Mengenai calon wapres, kata Soekardi, setelah melalui serangkai tukar pikiran antara tri fraksi, Pak Harto terdapat "kesamaan pandangan" untuk mengajukan calon tunggal Umar Wirahadikusumah. Belum ada keterangan yang positif dari mana mula-mula nama Umar hadir dalam pertimbangan. Yang pasti, ia dianggap tokoh yang dapat diterima dan mempunyai kemampuan untuk Jabatan wapres. "Kami tri fraksi, mempunyai keyakinan besar bahwa sebagai seorang pejuang Bapak Umar Wirahadikusumah tidak akan menolak satu pun tugas yang diberikan oleh rakyat," kata Soekardi. Mengapa Umar? Ada beberapa alasan. Satu di antaranya disebut Soekardi: pada waktu situasi kritis meletusnya G30S/PKI di tahun 1965, Umar Wirahadikusumah yang menjabat Pangdam V/Jaya, merupakan orang yang paling dekat dan paling dulu membantu Pak Harto (yang waktu itu menjabat panglima Kostrad) menumpasnya. Atas dasar itu, menurut Soekardi, "beliau pun akan dapat membantu Pak Harto seperti itu dalam rangka menghadapi segala kesulitan bangsa di masa mendatang". Wakil Ketua F-KP Cosmas Batubara menyebut pertimbangan lain, yang tampaknya lebih menonjol. "Keinginan politik kami adalah aar dalam Pelita IV fungsi pengawasan lebih didorong. Karena itu untuk mengisi jabatan wapres kriteria ini kami pakai," katanya pada TEMPO, Jumat lalu. Pertimbangan perlu ditingkatkannya pengawasan bukan karena pengawasan sekarang ini dianggap lemah. "Kami tidak membandingkan itu. Kemauan politik kami adalah ingin meningkatkannya. Karena itu diambil orang yang berpengalaman untuk membantu Presiden," kata Cosmas. Resesi ekonomi dunia membuat tantanan yang harus dihadapi Indonesia semakin berat. "Untuk itu kita harus lebih efisien menggunakan dana yang makin terbatas. Dan ini termasuk juga tugas pengawasan," tambah Cosmas. Tentang alasan diumumkannya nama calon wapres oleh tri fraksi tiga hari sebelum SU MPR mulai, menurut Cosmas, "supaya tidak terlalu banyak teka-teki di masyarakat". Di samping itu juga "agar Sidang Umum MPR nanti lebih terarah". Alasan itu benar. Pencalonan Umar dengan seketika memadamkan api desas-desus dan spekulasi yang selama beberapa bulan terakhir ini berkecamuk. Dan sekaligus mungkin juga membenamkan ambisi beberapa tokoh yang melirik pada kursi wapres. Meskipun tak pernah ada yang terang-terangan menunjukkan hasrat menjadi orang nomor dua di pucuk Republik, rupanya bagi beberapa kalan keputusan di etahul Juga siapa yang memendam rasa bagaimana proses terpilihnya Umar sebagai calon wapres? Menurut suatu sumber, penggodokan nama calon wapres sudah berlangsung beberapa pekan terakhir ini. Wakil Ketua F-KP di MPR, Soekardi, dalam proses rembukan ini konon sangat menonjol. Dialah yang kabarnya mewakili tri fraksi dalam proses rembukan awal dengan Pak Harto. Menurut sumber lain, Pak Harto meminta bantuan saran dari ketiga fraksi tersebut karena masalah calon wapres ini dianggap "peka", antara lain karena "semua calon yang disebut adalah teman". Konsultasi resmi antara pucuk pimpinan tri fraksi dengan Pak Harto, termasuk yang terjadi Jumat pagi lalu, berlangsung dua kali. Menurut Soekardi, nama calon van diajukan ketiga fraksi itu bisa digoongkan dalam 2 kelompok. "Kelompok pertama adalah nama-nama yang diajukan masyarakat, baik dari oranisasi formal maupun yang disebut media massa. Kelompok kedua adalah para ketua lembaga negara tinggi dan tertinggi negara, termasuk wakil presiden yang sekarang," kata Soekardi. Jumlah nama yang diajukan, menurut Kharis Suhud, 9 orang. Kabarnya Pak Harto berkeberatan kalau yang dicalonkan wapres ini orang yang dianggap sudah "mencalonkan diri" dan "punya pamrih". Tatkala tercapai "kesamaan pandangan" bahwa calon wapres harus memenuhi kriteria mampu meningkatkan fungsi pengawasan, dicari dari sejumiah nama tersebut yang memenuhi kriteria itu. "Begitu sampai pada kriteria yang menyangkut pengawasan, tinggal satu nama yang ada, yaitu Pak Umar Wirahadikusumah," kata seorang pejabat tinggi. Umar Wirahadikusumah sendiri kabarnya ditawari jabatan tersebut pada 21 Februari, tatkala ia dipanggil Pak Harto datang ke Jalan Cendana 8. Dan sebagaimana mestinya seorang militer, Umar menyatakan kesediaannya dan siap menjalankan tugas sebagai wapres. Sehari kemudian kepastian pencalonan Umar dibicarakan oleh para pimpinan tri fraksi. Esoknya Pak Harto menyampaikan kepada Menko Polkam M. Panggabean, Menhankam Jenderal M. Jusuf dan Ketua MPR/DPR Amirmachmud tentang keputusan tri fraksi memilih Pak Umar sebaai calon wapres. Ketiga fraksi itu sendiri kabarnya tidak pernah mendatangi atau menemui Umar. Dan Jumat 25 Februari lalu, secara resmi diungkapkanlah pada pers pencalonan Umar Wirahadikusumah. Kerahasiaan pencalonan Umar ternyata sangat rapat. Di kalangan tri fraksi sendiri kurang dari sepuluh orang saja yang tahu. Banyak menteri yang baru tahu hari Jumat pagi itu juga. Karena ketiga fraksi ABRI, Utusan Daerah dan Karya Pembangunan menguasai mayoritas di MPR, hampir bisa dipastikan pencalonan Umar akan gol dan dia akan tampil sebagai wapres RI yang keempat setelah Bung Hatta, Hamengkubuwono IX dan Adam Malik. Dua fraksi parpol di MPR, F-PDI dan F-PP, tampaknya akan mendukung pencalonan Umar. Ketua F-PP Sudardji menganggap pencalonan Umar Wirahadikusumah sebagai wapres "tepat". Fraksinya sendiri juga akan mengusulkan Umar. "Tapi ini jangan dianggap meniru atau mengikuti," ujarnya. Alasan yang lebih jelas dikemukakan Ketua Umum DPP PPP J. Naro. "PPP secara resmi sudah mencalonkan Soeharto sebagai presiden. Maka jika Pak Harto menyetujui seseorang sebagai wakil presiden, otomatis PPP akan setuju," katanya Senin lalu. Namun fraksinya akan berkonsultasi dengan Pak Harto mengenai kepastian pencalonan tersebut. F-PDI juga menerima pencalonan Umar. Jumat malam lalu pimpinan PDI langsung mengadakan rapat membicarakan masalah ini. Seusai pertemuan itu Ketua Umum DPP PDI Soenawar Soekowati mengatakan PDI pada prinsipnya setuju dengan pilihan Presiden. Namun dalam pekan ini F-PDI akan berkonsultasi dengan Presiden Soeharto untuk menanyakan apakah betul Kepala Negara menyetujui calon tersebut. Umumnya semua pihak menilai, sebagai ketua Bepeka selama 10 tahun (1973-1983) Umar Wirahadikusumah cukup berhasil. "Beliau nyata-nyata tidak pernah menutupi kelemahan departemen," kata Soekardi. "Inilah salah satu sebab mengapa tri fraksi memilih Pak Umar," tambahnya. Prestasi Umar juga diakui Menmud Urusan Perumahan Rakyat Cosmas Batubara. "Saya sendiri beberapa kali mendapat laporan Bepeka tentang kegiatan Perum Perumnas. Rasanya obyektivitas penelitiannya ada. Ini tentu berkat kepemimpinan dari pimpinan Bepeka sendiri. Kami harapkan pengalamannya di Bepeka dulu akan diterapkan untuk mengawasi pembangunan daam jabatan wapres nantinya," katanya. Menurut suatu sumber, selama Bepeka dipimpin Umar pengawasan pembangunan semakin meninkat, walau hasil sebenarnya tidak pernah diungkapkan kepada umum. "Kalau dulu Pertamina dan Bulog sulit sekali diperiksa, sekarang Bepeka bisa 'masuk'," katanya. Hasil Pemeriksaan Tahunan (Haptah) Bepeka juga selalu tepat pada waktunya diserahkan kepada DPR. Secara fisik, tampaknya Bepeka mengalami kemajuan pesat: gedung barunya di Senayan diresmikan pada 1979 setelah bertahun-tahun instansi ini "menumpang" di gedung DPR/MPR, Senayan. Jumlah karyawannya juga membengkak dari 400 menjadi sekitar 1.500. Umar Wirahadikusumah sendiri tidak pernah banyak bicara. Ia malahan mengesankan seorang yang suka menghindarkan diri dari pemberitaan pers. Ia mula-mula malah menolak pengawalan yang memang secara protokoler diberikan, setelah pencalonannya sebagai wapres, dengan alasan "belum waktunya". Toh setelah pencalonannya sebagai wapres diumumkan, ia bersedia berbicara juga - walaupun sedikit. "Sebagai pejuang, saya tidak pernah menolak beban tugas yang dipikulkan kepada saya," ujarnya berulang kali. Tentang pencalonannya sebagai wapres, "kalau saya diminta, dan bila Pak Harto menganggap saya dapat bekerja sama dengan beliau, saya bersedia". Kegembiraan meledak di Bepeka begitu pencalonanan Umar diumumkan. "Semua orang yang pernah bekerja sama dengan Pak Umar merasa bangga dengan terpilihnya sebagai calon wapres," ujar M. Nawawi Alif, penasihat ahli di Bepeka sejak 1973. Sebelumnya sewaktu Umar menjabat Kepala Staf TNI-AD, Nawawi pernah menjadi bawahannya sebagai kepala Dinas Penerangan "Seandainya Bapak jadi diangkat wapres, ini berarti sudah dua orang dari Bepeka (yang pertama Sultan Hamengkubuwono IX) yang dipilih menjadi wapres," tambahnya. Bukan cuma orang Bepeka saja yang gembira. "Terus terang sebagai orang Slhwangi, saya bangga ia meniadi wapres," kata Letjen (Pur) H.R. Dharsono, bekas Pangdam VI/Siliwangi. Ia menganggap Umar orang yang tepat untuk membawahkan bidang pengawasan karena bersih, sederhana dan tidak suka bertindak aneh-aneh". Umar Wirahadikusumah memang berasal dari Divisi Siliwangi. (lihat Orang Bersih dan Sumedang). Terpilihnya Umar sebagai calon wapres dengan sendirinya menimbulkan pertanyaan: dipersiapkankah dia untuk menjabat presiden dalam rangka suksesi kepemimpinan nasional? Apakah dalam 5 tahun mendatang ini ia akan menjalani semacam "magang" untuk menjadi kepala negara ? Menurut Soekardi, dalam memilih Umar Wirahadikusumah, "Ketetapan MPR bahwa bila presiden berhalangan tetap akan diganti wakil presiden, juga menjadi pertimbangan". Namun ditegaskannya, tidak ada pikiran untuk menjadikan jabatan wapres itu semacam "magang". "Ketiga fraksi memikirkannya secara konsitusional. Untuk memilih presiden nanti lima tahun mendatang, itu tugas MPR," katanya. "Pemilihan Pak Umar sebagai wakil presiden sudah dipertimbangkan dengan mendalam," tambahnya. Usia Umar yang 59 tahun tampaknya menutupi kansnya setelah 1988. Apa lagl Presiden Soeharto dalam amanatnya pada upacara prasetya perwira lulusan Akabri, 22 Februari di Yogyakarta juga telah menegaskan: dalam 5 tahun mendatang, proses alih tugas Generasi 45 kepada generasi yang lebih muda akan berlangsung tuntas. Meskipun pencalonan Umar belum berarti menjawa persoalan regenerasi, semua pihak tampaknya percaya kerja sama Soeharto dan Umar Wirahadikusumah pada priode 1983-1988 akan bisa berjalan lancar. Keduanya telah lama saling mengenal dan pernah bekerja sama. Masa lima tahun mendatang, yang tampak lebih sulit, memang membutuhkan suatu "dwitunggal" yang erat dan terpadu. Soeharto-Umar diperhitungkan bisa memenuhi harapan tadi. Ini terutama melihat pada sikap Umar Wirahadikusumah yang tidak terkenal menyukai kontroversi. "Dari dia," kata seorang analis politik, "tidak akan terdengar kalimat-kalimat yang ramai. Dia berbeda dengan Adam Malik, seorang politikus sipil dan bekas wartawan." Adapun Adam Malik sendiri tidak berkomentar banyak tentang masa depannya. Menurut seorang pembantu dekatnya, Adam memang tidak ingin berbicara banyak saat ini. "Menurut beliau, nanti setelah tidak lagi menjabat wakil presiden, beliau akan menjelaskan segala sesuatunya," katanya. Yang sudah jelas adalah, dalam jabatan, seperti dalam hal lain, ada yang datang, ada yang pergi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus