Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Dimulai dengan mantik

Pasaran bakal calon gubernur dimulai dengan mantik, di sul-ut. eddy d.j. dan suyono di sul-teng. bagi rakyat sul-ut satu kehormatan jika masih bersedia menjadi gubernur.

9 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

J.A. Wuisan agak lega. Beban berat sejak sebulan lalu setidaknya sudah ringan, setelah Ketua DPRD tingkat I Sulawesi Utara itu, Senin siang lalu menemui Menteri Dalam Negeri Amirmachmud menyampaikan 4 orang bakal calon gubernur Sul-Ut. Yaitu Letjen G.H. Mantik, kini Pangkowilhan I drs. Frits Eman, Presdir PT Udatimex di Jakarta drs. J.D.P. Takaendengan, bekas Ka Kanwil P&K Sul-Ut dan drs. Rony Tangkudung, Pembantu Rektor II Universitas Sam Ratulangie, Manado. Mestinya penyampaian bakal calon itu direncanakan Sabtu 2 Februari. "Tapi karena dalam pembahasan di DPRD Kamis 31 Januari, belutn ada kesepakatan, sidang dilanjutkan lagi," kata Wuisan kepada TEMPO. Ketidak-sepakatan itu tampaknya berkaitan denan nama Brigjen Erman Harirustaman, Pjs. Gubernur Sul-Ut kini, yang juga muncul sebagai salah seorang calon. Menurut Sekretaris DPD Golkar Sul-Ut, dr. J H. Mandang, keempat fraksi menjadi sepakat bulat setelah Erman, melalui Ketua DPRD Sul-Ut Wuisan, menyatakan tidak bersedia dicalonkan oleh salah satu fraksi. Sebelumnya muncul 13 nama bakal calon. Selain Erman sendiri juga terdapat nama Mayjen E.Y. Kanter SH, Koordinator Opstibpus dan satu-satunya calon wanita, Nyonya Watuseke Politon. Mendadak muncul nama Mantik, yang dicalonkan oleh DPD dan DPP Golkar. Bahkan menurut Sukardi, salah seorang Ketua DPP Golkar, "Menhankam sudah mengizinkan," semntara Mantik sudah dihubungi dan bersedia. Tidakkah jabatan gubernur terlalu rendah bagi seorang letnan jenderal? "Bagi pribadi Jenderal Mantik mungkin terlalu rendah. Tapi merupakan satu kehormatan bagi rakyat Sul-Ut jika Pak Mantik bersedia menjadi gubernur," kata Wuisan. Letjen Gustaf H. Mantik, 52 tahun, lahir di Bandung. Pernah menjadi Asisten II Kodam V/Jaya kemudian Kastaf Garnisun Ibukota (1963), selama setahun 1971-72 menjadi Pangdam IX Mulawarman. Setahun kemudian kembali ke Jakarta sebagai Pangdam V/Jaya. Kini Pangkowilhan I yang daerahnya meliputi Sumatera dan Kalimantan Barat. Daerah lain yang sama sibuknya seperti halnya Sul-Ut adalah Sulawesi Tengah. Menurut jurubicara Depdagri Feisal Tamin, jadwal pemrosesan bakal calon gubernur di Sul-Teng juga hampir sama dengan di Sul-Ut. "Sebab dalam pertemuan gubernur se-Indonesia yang direncanakan akan dibuka 10 Maret mendatang, semua gubernur yang hadir adalah yang definitif," katanya. Itulah sebabnya Kol. R Suyono, Ketua DPRD tingkat I Sul-Teng hampir 3 minggu ini di Jakarta, "menunggu keputusan Mendagri." "Pasaran" bakal calon gubernur untuk Sul-Teng pun tak kalah dengan Sul-Ut. Bahkan lebih banyak 15 nama. Sebagian besar dari ABRI. Selain nama Kol. Eddy Djadjang Djajaatmadja, Pjs. Gubernur Sul-Teng, juga ada nama A.Z. Lamadjido (bekas Bupati Donggala), H. Galeb Lasahido (Irwilda Sul-Teng), Kol. A.R. Hartono (Dan Rem Tadulako Sul-Teng), Kol. R. Suyono (Ketua DPRD Sul-Teng), Kol. Eddy Suroso (Bupati Buol Toli-toli) dan Letkol Moedakir (Ketua DPD Golkar Sul-Teng). Menjagoi Suyono Di Jakarta, minggu lalu, Eddy Djadjang tidak bersedia bicara banyak. "Pendeknya sekarang pihak Golkar sedang menyusun bakal-bakal calon itu. Tapi saya sendiri tidak tahu-menahu sebab tidak dihubungi," katanya singkat. Ketua DPRD Sul-Teng R. Suyono juga mengatakan hal yang sama. Meskipun sampai akhir pekan lalu DPRD Sul-Teng belum memroses bakal calon gubernurnya, tapi kalangan Golkar Sul-Teng tampaknya memang menjagoi Suyono. Pernah dua kali menjadi Ketua DPD Golkar dan dua kali pula sebagai Ketua DPRD Sul-Teng, Suyono satu-satunya yang purnawirawan di antara para bakal calon dari kalangan ABRI. Dia pula yang paling lama bertugas di daerah itu sejak 1965. Selain Sul-Ut dan Sul-Teng tahun ini ada 4 gubernur lagi yang habis masa jabatannya. Yaitu Mayjen Aang Kunaefi (Jawa Barat), Mayjen Soepardjo Roestam (Jawa Tengah), Brigjen Soebardjo. (Kalimantan Selatan) dan Kol. Soetran (Irian Jaya). Kabarnya banyak calon pengganti Soepardjo Roestam yang mengundurkan diri. Ujar Feisal Tamin "Malah bukan tak mungkin Pak Pardjo bisa memangku jabatan Gubernur Ja-Teng untuk kedua kalinya, terutama karena prestasinya yang luar biasa."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus