Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis 98, Ubedillah Badrun menilai para anggota DPR benar-benar kehilangan empatinya pada rakyat. Ubedillah menyarankan agar duit Rp 48,7 miliar yang digunakan untuk membeli gorden rumah jabatan anggota DPR itu lebih baik digunakan untuk bantu rakyat kecil yang sedang susah hidupnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Buang-buang uang sementara rakyat banyak yang sengsara," kata Ubedillah dalam keterangan tertulisnya, Selasa 29 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengadaan gorden rumah jabatan anggota DPR itu disebutnya sangat tidak perlu dan tidak mendesak untuk rumah jabatan anggota DPR. Sebab tanpa diganti gordennya juga tidak ada masalah dari gorden lama itu.
"Apakah gara-gara gorden yang tidak diganti lalu anggota DPR tidak bisa tidur?" dia mempertanyakan
Selain itu, Ubedillah menganggap pembelian gorden untuk rumah jabatan anggota DPR itu memenuhi indikator sia-sia.
"Apalagi informasi yang saya dapat tidak sedikit rumah jabatan anggota DPR itu jarang ditempati atau tidak ditempati," tutur Ubedillah.
Partai Solidaritas Indonesia juga mengkritisi pengadaan gorden DPR. Juru bicara DPP PSI, Furqan AMC mengatakan seharusnya anggota dewan lebih sensitif dan berempati kepada rakyat. Saat ini rakyat juga sedang kesusahan, banyak PHK terjadi, antre minyak goreng dimana-mana, juga solar, termasuk harga kebutuhan pokok yang naik.
Selain itu, ia mengatakan nilai pengadaaan itu juga tidak masuk akal. "Rp 90 juta per rumah itu seperti apa sih? Dalam penelurusan kami, mestinya bisa Rp 10 juta sampai Rp 15 juta saja per rumah,” tutur Furqan.
Baca: Pengadaan Gorden Rp 48,7 Miliar, ICW Singgung Pengelolaan Aset DPR