Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Epidemiolog UI Beri Tips Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Libur Nataru

Epidemiolog UI Tri Yunis Miko Wahyono berikan tips antisipasi lonjakan Covid-19 ketika libur Natal 2023 dan Tahun Baru Nataru 2024 atau Nataru.

24 Desember 2023 | 06.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tenaga Kesehatan memeriksa kesehatan warga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Budaran HI, Jakarta, Minggu, 17 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-59 menyelanggarakan cek kesehatan dan pencegahan obesitas serta vaksinasi gratis kepada warga untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono berikan tips antisipasi lonjakan Covid-19 ketika libur Natal dan Tahun Baru 2024 atau Nataru. Ia menyebut, protokol kesehatan adalah kunci dalam pencegahan Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apabila seluruh masyarakat melakukan protokol kesehatan yang tidak setengah-setengah, maka kata Miko, upaya pencegahan dapat berjalan efektif. "Walaupun tidak 100 persen, tetapi protokol kesehatan tersebut dapat menghindari peningkatan kasus Covid-19 dengan baik,” katanya dilansir dari situs UI pada Ahad, 24 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UI itu menjelaskan bahwa menjaga jarak dan menggunakan masker adalah keharusan demi mengurangi kemungkinan penularan kasus di masyarakat. Misalnya di tempat pariwisata, penginapan, restoran, atau di tempat umum lainnya.

Ia menekankan, kebijakan dan protokol kesehatan di tempat umum merupakan peraturan pemerintah yang harus dilaksanakan. Artinya, ada hukuman yang berarti bagi pelanggarnya. Miko juga mengimbau agar masyarakat yang mengalami gejala seperti batuk, sesak napas, pilek, dan demam dianjurkan untuk tidak berkerumun dan tidak memaksakan diri untuk bepergian. Apalagi jika gejala tersebut disertai dengan batuk.

Saat ini, Indonesia telah memasuki musim hujan. Risiko masyarakat terkena beragam penyakit seperti flu dan batuk yang mirip dengan gejala Covid-19 juga meningkat. Untuk itu, menurut Miko, masyarakat perlu lebih jeli dan proaktif melakukan pemeriksaan.

“Penyakit influenza atau batuk pilek yang disebabkan oleh virus influenzae A dan B serta oleh mikroogranisme lainnya sulit dibedakan dengan infeksi virus Covid-19. Pemeriksaan khusus untuk Covid-19, virus influenzae, atau mikroorganisme lainnya diperlukan untuk mengetahui dengan pasti penyebab dari gejala-gejala tersebut," ujanya.

Pakai Moda Transportasi yang Aman

Miko mengatakan, moda transportasi yang paling aman saat ini bagi masyarakat yang hendak bepergian jauh adalah pesawat terbang. Setelah itu, kereta api antarprovinsi, kemudian bus dan seluruh angkutan yang ketat dalam memberlakukan protokol. Di samping itu, tak kalah penting adalah memilih hotel atau akomodasi yang memberlakukan protokol kesehatan. 

“Kebijakan pakai masker sekarang jarang dilakukan oleh masyarakat di semua tempat dan di semua angkutan. Oleh karena itu, pemerintah harus menggaungkan lagi protokol kesehatan secara cermat dan adekuat agar transmisi Covid-19 dapat dikurangi,” tutur Miko.

Tak hanya itu, kata Miko, surveilans kasus dan keberadaan reagen untuk pemeriksaan swab tenggorokan harus segera dilakukan di seluruh Indonesia. Dengan demikian, dinamika dan perkembangan kasus Covid-19 di daerah tujuan liburan dapat dipantau.

“Surveilans ini seharusnya dilakukan sejak ditetapkannya pandemi berakhir, yaitu pada Maret 2023 hingga sekarang. Dengan surveilans kasus Covid-19 dan Whole Genome Sequencing Surveillance yang baik, kita dapat mengetahui penyebaran penyakit Covid-19 dan mutasi virusnya di Indonesia,” ucapnya.

Perlu Gencarkan Vaksinasi

Kementerian Kesehatan atau Kemenkes memprediksi potensi lonjakan kasus Covid-19 saat mobilisasi masyarakat pada libur Nataru. Per 19 Desember 2023, Kemenkes mencatat adanya 2.548 kasus aktif Covid-19 di Indonesia. Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan kasus di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Dalam kondisi sekarang ini, Miko berpendapat bahwa vaksinasi perlu digalakkan lagi. Harapannya, dapat mengurangi jumlah kasus yang berat di Indonesia. Menurut dia, vaksin yang ada saat ini belum dapat mengantisipasi subvarian atau varian baru. Hal ini pun memunculkan perdebatan apakah vaksin dapat mencegah infeksi atau sekadar mengurangi keparahan penyakit Covid-19 saja.

"Di samping vaksinasi, masyarakat juga diimbau untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan mengandung probiotik karena dapat mencegah penyakit infeksi yang menular melalui droplet atau udara," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus