Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Manik Marganamahendra, jubir muda TPN Ganjar-Mahfud menyebut bahwa angka 5 yang diberikan Ganjar Pranowo terhadap kinerja Kementerian Pertahanan dalam debat pilpres ketiga, merupakan penilaian yang objektif. Masih menurut Manik, penilaian tersebut bukan serangan personal, tetapi kritik terhadap institusi dan jabatan publik yang harus dipertanggungjawabkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Benar, Pak Ganjar menggunakan ukuran yang objektif untuk memberikan nilai 5. Termasuk diantaranya adalah skor MEF kita pasca 2019 memang relatif di bawah target nasional. Penilaian ini bukanlah serangan personal tapi kritik pada institusi dan jabatan publik yang harus dipertanggungjawabkan,” ujar Manik Marganamahendra saat dihubungi oleh Tempo pada Selasa, 9 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, menurut Manik, angka yang diberikan oleh Ganjar terhadap kinerja Kementerian Pertahanan atau Kemenhan era Prabowo Subianto juga termasuk dalam pertanggungjawaban pembelanjaan dana pertahanan selama Prabowo menjabat sebagai Menhan. Dengan demikian, menurut Manik, jika ada yang menyebut bahwa gelaran debat capres edisi kedua hanya saling serang dan tidak edukatif, maka menurut Manik, bisa dipastikan orang tersebut tidak menyimak Ganjar.
“Jadi kalau ada yang bilang debat kemarin malah saling serang tak edukatif dan saling serang personal, mungkin tidak menyimak Pak Ganjar. Sorry ye, Capres Nomor 3 tidak begitu. Saling adu argumen adalah keniscayaan dari debat,” ujar eks Ketua BEM UI yang maju calon legislatif DPRD DKI Jakarta dari Partai Perindo.
Nilai 5 Ganjar untuk Kementerian Pertahanan
Sebelumnya, Ganjar Pranowo memberikan angka 5 untuk kinerja Kementerian Pertahanan era Prabowo Subianto. Nilai tersebut muncul saat menanggapi pertanyaan dari calon presiden lainnya, yakni Anies Baswedan, dalam acara debat capres yang digelar di Istora Senayan, Jakarta Pusat, pada Minggu, 7 Januari 2024 lalu.
Ganjar beralasan, bahwa nilai tersebut ia berikan karena dirinya memiliki data yang berkaitan dengan kinerja Kementerian Pertahanan. Menurutnya, seharusnya ketika Kementerian Pertahanan ingin membangun sistem pertahanan, harus dilakukan secara konsisten.
“Maka dalam perencanaan kita tidak boleh gonta-ganti. Kita mesti ajeg, mesti konsisten,” kata Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga menyebut bahwa dirinya tidak melihat adanya aspek perencanaan yang sifatnya bottoms up atau yang berasal dari bawah dalam urusan pembelian alat utama sistem persenjataan atau alutsista. Ganjar juga menyebut bahwa karena hal tersebut, sehingga banyak pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan ketiga matra yang dimiliki oleh TNI.
“Pak kalau kasih persenjataan kepada saya yang tidak saya butuhkan, sudah saya siapkan museum untuk saya taruh di sana,” kata Ganjar menirukan prajurit itu.
Skor Tidak Sesuai dengan Sikap Partai
Sementara itu, dalam kesempatan yang berbeda, Meutya Hafidz selaku Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran menyebut bahwa skor buruk kinerja Menhan yang diberikan oleh kedua capres, khususnya Ganjar Pranowo tidak sejalan dengan sikap partai politik.
Seperti dilansir dari laman Antaranews.com, menurut Meutya Hafidz yang saat ini juga masih aktif menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI tersebut, menjelaskan bahwa dari partai politik pengusung Anies dan Ganjar, yang juga menjadi anggota Komisi I DPR RI belum ada yang tidak menyetujui program dan kebijakan Kemenhan.
“Kami belum pernah dengar bahwa ada satu pun fraksi yang apa namanya tidak setuju dengan program-program dan fungsi pertahanan. Jadi nggak ada yang bilang nilainya 5, semua bilang bagus, semua setuju anggaran harus naik. Tiba-tiba hari ini menjelang debat memberikan nilai 5,” kata Meutya Hafidz menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers selepas acara debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam, 7 Januari 2024.
RENO EZA MAHENDRA I ADIL AL HASAN I ANTARA