Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Upaya Pemerintah Indonesia Mengungkap Fakta Penembakan Lima WNI di Malaysia

Atase Polri akan menggali informasi tentang kronologi penembakan lima WNI oleh aparat Malaysia di Selangor. Sebagai kronologi pembanding.

28 Januari 2025 | 22.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding (kiri) bersama Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memberikan keterangan pers di Gedung Utama Mabes Polri, 9 Januari 2025. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus berusaha mencari kebenaran informasi mengenai insiden penembakan terhadap lima warga negara Indonesia di Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia. Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding sudah meminta Kepolisian Republik Indonesia untuk menggali informasi ihwal kasus penembakan WNI oleh penjaga pantai Malaysia tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya mendorong kepada atase kepolisian yang ada di Malaysia untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya kepada pekerja migran Indonesia yang 25 orang itu,” kata Karding lewat pernyataan video, Selasa, 28 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Karding, pemerintah Indonesia perlu mencari informasi agar memiliki versi pembanding atas kronologi penembakan tersebut. Saat ini pemerintah Indonesia hanya mengandalkan informasi sepihak dari otoritas Malaysia.

“Dengan kronologi sendiri ini, artinya kami tidak harus ikut percaya begitu saja terhadap kronologi yang disusun oleh pemerintah Malaysia atau APPM, atau pihak berwajib Malaysia,” ujar Karding. 

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menceritakan kronologi penembakan lima warga Indonesia  di Tanjung Rhu tersebut. Kronologi penembakan itu diperoleh dari pihak Malaysia. Judha mengatakan kelima WNI itu \ditembak oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di Tanjung Rhu pada pukul 03.00 pagi, Jumat, 24 Januari 2025. Dalam rombongan mereka terdapat 26 pekerja migran Indonesia yang berada di satu kapal.

APMM yang berpatroli lantas melakukan penembakan terhadap penumpang kapal saat berada di perairan Tanjung Rhu. Pihak APPM mengklaim penembakan itu dilakukan setelah para penumpang kapal diduga melakukan perlawanan. Insiden ini menyebabkan satu orang WNI meninggal dan empat orang lainnya terluka. 

KBRI Kuala Lumpur menanggapi insiden tersebut dengan mengambil langkah untuk memastikan perlindungan terhadap WNI yang terdampak. Kementerian Luar Negeri RI juga telah mengirimkan nota diplomatik kepada pihak Malaysia untuk mendorong dilakukannya penyelidikan menyeluruh, termasuk menyoroti kemungkinan adanya penggunaan kekuatan berlebihan. 

“Kementerian Luar Negeri dan KBRI Kuala Lumpur akan terus memantau perkembangan kasus ini serta memberikan pendampingan kekonsuleran dan hukum guna memastikan terpenuhinya hak-hak WNI dalam sistem hukum di Malaysia,” kata Judha.

Informasi terbaru yang didapat oleh pemerintah, satu jenazah WNI berinisial B akan dipulangkan ke Riau, Kamis mendatang. Jenazah B akan dipulangkan ke kampung halamannya, di Pulau Rupat, Dumai, Riau. Sedangkan empat orang WNI lainnya yang terluka tengah dirawat di rumah sakit di Malaysia. Pemerintah Indonesia sudah dapat mengunjungi keempatnya pada Rabu besok.

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus