Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gajah Mada (UGM) Hari Kusnanto Josef menyebutkan penyakit diabetes mellitus semakin menyerang masyarakat berusia muda. Data Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Yogyakarta menyatakan penderita diabetes merupakan yang tertinggi dan telah merambah ke usia muda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara, penderita diabetes di Indonesia diperkirakan mencapai 28,57 juta penderita pada tahun 2045. "Usia mulainya terdiagnosis diabetes semakin muda, bahkan remaja pun mulai terdeteksi pre-diabetes," kata Hari dilansir dari situs UGM pada Ahad, 28 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, jumlah penyandang diabetes terus meningkat, meskipun sebenarnya angka tersebut masih merupakan fenomena gunung es. Hari yang juga ahli kedokteran layanan primer ini menyebut banyak individu yang sudah menderita penyakit tersebut, namun belum menyadarinya.
Menurut dia, terdapat banyak faktor yang berkontribusi pada terjadinya diabetes seperti kegemukan (obesitas), pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik dan perilaku sedentari, stres, serta pola tidur yang tidak sehat.
"Kegemukan sebagai faktor risiko diabetes semestinya tidak hanya diukur dari indeks masa tubuh (IMT), namun akan lebih pas jika diukur dengan lingkar perut," kata dia.
Masyarakat yang sehat maupun penyandang diabetes, kata dia, perlu bergerak bersama melakukan pencegahan dan pengelolaan melalui Diabetes yang merupakan akronim dari DIet seimbang, Aktifkan gerakan badan, Bebas asap rokok dan narkoba, Enyahkan stress, Tidur nyaman, Evaluasi gula darah, dan Selalu berinteraksi positif.
Dengan demikian, menurut dia, diharapkan bahwa yang sehat tetap sehat dan yang sudah terlanjur menyandang diabetes tetap terkendali, tidak semakin parah dan tidak terjadi komplikasi.
Sementara Dosen Ilmu penyakit Dalam FKKMK UGM Vina Yanti Susanti menambahkan bahwa terdapat faktor risiko yang bisa diubah dan ada faktor risiko yang tidak bisa diubah.
Usia lebih dari 40 tahun, memiliki riwayat keluarga penyandang diabetes, kehamilan dengan riwayat diabetes, ibu dengan riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4 kg, serta bayi dengan berat lahir rendah kurang dari 2,5 kg, kata dia, merupakan faktor risiko diabetes yang tidak dapat diubah.
"Pencegahan dan skrining yang dilakukan secara dini serta penerapan perilaku hidup sehat semestinya dilakukan oleh setiap lapisan masyarakat agar meminimalkan dampak buruk dari diabetes," ujar Vina.