Hak Cipta Yakuza. Seperti laiknya orang-orang dunia bisnis, kelompok anggota gangster Jepang, yang lebih dikenal dengan yakuza, selalu memberi kartu nama yang lengkap dengan jabatan dan alamat organisasi mereka. Bukan cuma itu. Yamaguchigumi, sindikat gangster terbesar di negeri itu, malah mencetak buku telepon setebal 18 halaman untuk para anggotanya. Tidakkah mereka takut dilacak polisi? Oh, mereka punya hubungan baik dengan polisi. Bahkan sering membantu menyelamatkan penegak hukum itu. Bila mereka melakukan perang antargang, dan jatuh korban, agar polisi cepat menemukan siapa pelakunya, seorang yakuza yunior akan segera diperintahkan menyerahkan diri kepada polisi. Sebab, kata mereka seraya menyombong, bila mereka tak berbuat begitu, sulit sekali bagi polisi melacak pembunuh sebenarnya. Dengan cara "kompromi" itu dua-duanya selamat: muka polisi dan bos yakuza yang sebenarnya bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Memang, dulu semua kegiatan dilakukan secara rahasia, kini yakuza tidak perlu menutupi kegiatannya. Misalnya dalam acara pengukuhan ketua besar kelima, tahun lalu, dan upacara Shinto. Kegiatan mereka diabadikan dengan video. Semua undangan yang hadir direkam dan nama serta jabatan dalam organisasi tertulis dengan gamblang. Eh, suatu hari, Stasiun Televisi TBS di Jepang, entah dengan cara bagaimana, menyiarkan sebagian rekaman. Nah, bila itu terjadi dalam film-film mafia, biasanya sebuah pembalasan seru akan diterima oleh TBS. Tapi tidak di Jepang sekarang. Yang kemudian terjadi, wakil ketua sindikat Yamaguchigumi, Masaru Takumi, menuntut ganti rugi kepada TBS 10 juta yen, sebagai denda penyalahgunaan hak cipta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini