Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap memasuki bulan November, masyarakat Indonesia akan diingatkan dengan peristiwa-peristiwa kemerdekaan Indonesia. Salah satu peringatan tersebut terjadi pada 10 November yang disebut juga sebagai Hari Pahlawan. Tidak hanya tanggal 10, tanggal 12 November 1945 juga menjadi hal yang cukup diingat karena terpilihnya Jenderal Soedirman sebagai Panglima Angkatan Perang Indonesia pertama.
Pemilihan Panglima TKR (Tentara Keamanan Rakyat) atau sekarang menjadi Panglima TNI, diselenggarakan di Gondokusuman, Yogyakarta. Adapun tentara yang berkumpul merupakan perwakilan resimen se-Jawa dan Sumatera. Konferensi pemilihan Panglima TKR juga dipimpin oleh Kepala Staff Umum TKR, Urip Sumoharjo.
Berdasarkan Seri Buku Tempo: Soedirman Seorang Panglima, Seorang Martir, ketika itu sedang berlangsung rapat koordinasi dan strtaegi menghadapi kemungkinan terjadinya agresi Belanda yang berafiliasi dengan tentara sekutu. Namun, Kolonel Holland Iskandar, mantan Peta (Pembela Tanah Air) menginterupsi pimpinan sidang.
Holland meminta peserta rapat memilih pemimpin tertinggi TKR yang baru dibentuk seminggu sebelumnya. Holland meyakinkan peserta rapat bahwa TKR sangat membutuhkan seorang pemimpin atau Panglima Besar.
Terpilihnya Soedirman berhasil mengalahkan pesaingnya seperti, Amir Sjarifoeddin, Moeljadi Djojomartono bahkan Urip Sumohardjo, tokoh militer didikan Belanda yang berjiwa patriotik, yang berada di posisi kedua. Terpilihnya Jenderal Soedirman menjadi Panglima Besar TKR ini, dalam catatan AH Nasution, karena pada masa itu TKR didominasi eks PETA, unsur yang juga merupakan latar belakang Soedirman. Selain dukungan yang luas dari para tentara bekas PETA, Soedirman juga mendapatkan dukungan dari Kolonel Moh. Noch. Nasution, yang mewakili enam divisi di Sumatera.
Soedirman tidak seperti lawannya dalam pemilihan tersebut, ia terpilih bukan karena background pendidikan militernya, melainkan pengalamannya ketika memimpin Resimen I/Divisi I TKR. Ketika itu ia berhasil menggembosi Jepang dan mengambil alih Gudang senjatanya. Selain itu, kecakapan dan keberaniannya juga menjadi salah satu tolak ukur yang membuatnya pantas menduduki jabatan Panglima TKR
Jenderal Soedirman terpilih menjadi Panglima TKR ketika berusia 29 tahun dan tergolong muda untuk menduduki posisi tersebut. sebulan setelah pemilihan tersebut Soedirman mampu memukul mundur pasukan Inggris yang membonceng Belanda di Ambarawa, Jawa Tengah.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Hari Pahlawan, Cerita Veteran Ikut Perang Bersama Jenderal Soedirman di Yogya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini