Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari tanpa bayangan sudah beberapa kali dialami beberapa daerah di Indonesia. Fenomena itu terjadi di bagian barat, tengah, dan timur Indonesia. Wilayah yang telah mengalami fenomena itu di antaranya Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.
Di lokasi-lokasi itu, hari tanpa bayangan berlangsung pada bulan September. Jakarta pun mengalami hari tanpa bayangan. Hari tanpa bayangan terjadi di Jakarta pada 4 Maret dan 8 Oktober 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fenomena hilangnya bayangan itu disebut kulminasi. Kulminasi adalah titik tertinggi yang dicapai dalam peredaran semunya mengelilingi bumi. Peristiwa ini menyebabkan bayangan seolah-olah hilang.
Kunci terjadinya fenomena alam ini adalah matahari. Matahari adalah bintang yang berjalan. Sepanjang tahun, benda langit ini menempuh perjalanan mondar-mandir dari utara ke selatan. Perjalanan matahari itu disebabkan oleh kemiringan sumbu rotasi bumi terhadap bidang edar matahari. Kemiringan sebesar 23,5 derajat inilah yang membuat bumi tampak berayun sepanjang tahun.
Kemarin, 9 Oktober 2018, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bagian barat Pulau Jawa yang mengalami hari tanpa bayangan. Fenomena itu terjadi menjelang tengah hari. BMKG mengumumkannya melalui akun Twitter-nya. "Halo sobat BMKG yang di Jakarta dan Serang, jangan lewatkan fenomena Hari Tanpa Bayangan siang ini yah."
Tidak semua daerah di Indonesia mengalami hari tanpa bayangan. Wilayah Indonesia yang belum mengalami fenomena hari tanpa bayanganadalah Bali dan Nusa Tenggara.
Sudah pernah bersenang-senang dengan hari tanpa bayangan? Ini anjuran BMKG jika wilayah anda mengalami hari tanpa bayangan: "Kali aja bayangan masa lalumu yang pahit dengan si dia juga ikut menghilang." Tentu saja cuitan BMKG ini untuk bercanda saja.