Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Persaudaraan Alumni PA 212 Novel Bamukmin mengatakan beberapa elemen masyarakat yang mendukung Prabowo Subianto pada pilpres 2019 menolak rekonsiliasi antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Elemen pendukung yang menolak rekonsiliasi itu adalah Persaudaraan Alumni atau PA 212, Gerakan Nasional Pengawas Fatwa Ulama, Front Pembela Islam, dan Forum Umat Islam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami akan menggelar Ijtima Ulama keempat untuk menentukan sikap terkait pertemuan Prabowo dan Jokowi,” kata Novel, Sabtu malam, 13 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum Partai Gerindra itu bertemu rivalnya dalam pemilihan presiden, Jokowi di Stasiun Moda Raya Terpadu, Lebak Bulus, kemarin, Sabtu, 13 Juli 2019. Itu merupakan pertemuan pertama sejak keduanya ikut kontestasi pilpres 2019.
Dalam pertemuan itu, Prabowo dan Jokowi naik MRT dari Lebak Bulus ke Senayan. Mereka makan siang bersama di FX Sudirman. Dalam konferensi pers, Jokowi meminta tak ada lagi sebutan cebong dan kampret. Dua istilah yang dipakai oleh masing-masing pendukung untuk mengejek. Sedangkan Prabowo memberi selamat kepada Jokowi. Pertemuan itu dianggap sebagai bagian rekonsiliasi antara kedua kubu.
PA 212 menyatakan menolak rekonsiliasi antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo. PA 212 menyatakan sudah tak pernah berkomunikasi dengan Prabowo sejak putusan sengketa Pemilihan Presiden oleh Mahkamah Konstitusi 28 Juni 2019.
"Mungkin Prabowo lebih mendengar masukan dari orang orang sekitarnya yang jadi pengkhianat." Novel mengatakan pihak pengkhianat itu adalah orang-orang partai.