Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 8 Maret 2024, Komite International Women’s Day (IWD) Jogja 2024 menggelar aksi untuk memperingati dan merayakan Hari Perempuan Internasional. Aksi ini dilangsungkan di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dimulai sekitar pukul 09.00. Aksi itu juga diramaikan dari beragam elemen masyarakat, mulai dari kelompok queer sampai pekerja rumah tangga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada aksi ini, Komite IWD Jogja memiliki lima tuntutan utama dengan 21 poin tuntutan khusus. Adapun, tuntutan utama tersebut sebagai berikut:
- Bangun ruang aman dan inklusif di setiap sektor dan tingkatan
- Wujudkan lingkungan kerja tanpa diskriminasi dan kekerasan serta menjamin upah layak dan hak pekerja
- Solidaritas dengan setiap kelompok yang mengalami diskriminasi, stigma, represi, dan penjajahan
- Buka seluasnya dan fasilitasi akses informasi atas hak kesehatan seksual dan reproduksi serta ragam gender di berbagai sektor dan tingkatan
- Hentikan perampasan ruang hidup dan perusakan lingkungan
Momentum ini pun mengusung tema “Mari Kak Rebut Kembali!”. Menurut Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM, Nurul Annisa atau akrab disapa Ann, tema tersebut sesuai dengan kondisi tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tema ini diangkat mengingat tahun 2024 masih sangat banyak ditemukan persoalan perempuan, mulai dari aspek terkecil hingga terbesar. Misalnya, dari persoalan stigma hari libur menstruasi, cuti melahirkan, hingga perampasan ruang hidup dan perusakan lingkungan, semua masalah ini tentunya berdampak pada perempuan,” kata Ann kepada Tempo.co, pada 8 Maret 2024.
Ann melihat urgensi dari tema ini juga sesuai dengan situasi politik Indonesia yang memperhatikan. Sebab, pesta politik Pemilu 2024 memperlihatkan kejadian nir-etika dan beragam kecurangan. Dari kondisi tersebut, masyarakat harus memilih salah satu dari calon pemimpin yang mendukung kebijakan penindasan perempuan. Ditambah pula, pesta demokrasi kemarin menghadirkan pelaku pelanggar HAM dan pelaku perampasan lahan.
“Dengan ini, pada Hari Perempuan Internasional 2024, kita ingin merebut kembali hak-hak kita yang tidak diberikan, tidak dipedulikan, dan tidak diperjuangkan oleh pejabat negeri ini,” kata mahasiswi Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya UGM ini.
Kendati begitu, pelaksanaan IWD Jogja 2024 mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Pada IWD 2023, peringatan dilakukan dengan melaksanakan long march. Sementara itu, dalam IWD 2024, peringatan dilakukan dengan mengadakan pre-event dan main event.
Rangkaian acara menuju IWD Jogja 2024 dimulai dengan pre-event yang dilaksanakan pada 2 Maret 2024. Acara bertajuk “Panggung Perempuan” tersebut dilakukan di Kantor Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Yogyakarta yang juga menampilkan orasi, forum diskusi, dan mengadakan tes HIV serta IVA gratis. Lalu, main event IWD Jogja 2024 dilakukan pada 8 Maret 2024 bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional.
“Hal berbeda lainnya adalah IWD Jogja 2024 tidak dilaksanakan di tempat biasa, yaitu titik nol kilometer Yogyakarta atau kawasan Malioboro,” ujar Ann.
Pada International Women’s Day Jogja 2024, Ann berharap semua perempuan mendapatkan hak secara penuh. Selain itu, perempuan juga dapat menjalani hidup dengan bahagia, aman, dan damai tanpa ada kekhawatiran, tanpa ketimpangan, dan tanpa termarjinalkan.