Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Jalan di tabanan

Jalan raya di kabupaten tabanan, bali, hanya cukup diberi batu karena dana yang terbatas. kerusakan di sebabkan oleh truk pengangkut barang yang mendapat izin dari gubernur bali. (dh)

25 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIBANDING & kabupaten yang ada di Bali, Kabupaten Tabanan paling ketinggalan dalam soal sarana perhubungan. Di kabupaten-kabupaten lain tak dijumpai lagi jalan becek sampai di pelosok sekalipun. Kabupaten Buleleng misalnya telah memaklumkan dirinya sebagai daerah yang semua jalur jalannya telah beraspal. Di Tabanan: jangankan beraspal, yang berbatu saja kebanyakan sudah bopeng. Bupati Tabanan, Wayan Staat Dharmanaba menyadari semua itu. Apa daya. "Dana yang disediakan tak pernah mencukupi" begitu alasannya. Lagi pula, jalur jalan kabupaten di Tabanan ini terbentang sepanjang 220 km. Kabupaten-kabupaten lain kurang dari 100 km. "Jika di kabupaten lain setiap proyek Inpres selalu digunakan untuk mengaspal jalan, di sini tidak bisa," tutur Dharmanaba. Sebab jika diaspal, hasilnya akan sedikit, karena itu cukup diberi batu agar hasilnya bisa lebih panjang. Karena itu tak heran jika jalanjalan di sini cepat rusak. Lebih-lebih truk-truk yang melewatinya jauh tak seimbang dengan maju jalan yang kelas V dan kelas VI. Padahal sejak dulu sudah ada larangan bagi truk-truk bersasis panjang melalui jalan-jalan kabupaten di Tabanan, tanpa kecuali. Tapi akhir-akhir ini truk itu makin banyak juga yang nyelonong tanpa peduli. Terutama kendaraan besar milik PT Propelat yan mencari batu dan pasir untuk perbaikan jalan negara Denpasar-Gilimanuk. Perusahaan itu tentu mengantongi izin bagi truk-truknya, karena itu Bupati Tabanan hanya mengangkat bahu. Bupati Tabanan lebih cemas lagi ketika mengetahui Dewan Angkutan Darat Bali - yang ketuanya Cubernur Bali sendiri - tlah melarang truh-truk melalui jalan jurusan Denpasar-Singaraja melalui Bedugul. Alasannya, jalan jurusan ini banyak tikungan dan untuk menjaga jalan pariwisata itu agar tak cepat rusak. Tapi dengan ketentuan ini berarti truk Denpasar ke Singaraja dan sebaliknya akan membanjiri jalur Denpasar--Tabanan-Pupuan-Seirit singaraja. Dan Bupati Dharmanaba mulai gelisah begitu melihat jalan-jalan di wilayahnya semakin bopeng. Namun bagi Gubernur Bali tak ada alasan untuk gelisah. "Sudah ada peraturan-peraturan mengenai kelas jalan dan ini harus ditaati pengemudi" kata Gubernur. Meski begitu tampaknya pengecualian masih tetap berlaku, seperti izin yang diberikan kepada Propelat tadi dan truk-truk pengangkut 9 bahan pokok, pupuk dan bahan bangunan dari pelabuhan Benoa. Susahnya sejak Operasi Tertib dilancarkan, jalan-jalan di kawasan Bali tetap sepi dari polisi lalu lintas maupun DLLAJR. Sehingga sulit diduga ballwa ketentuan Gubernur Bali mengenai perbatasan muatan truk dan kelas jalan dapat ditepati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus