Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian besar jemaah haji dari beberapa daerah di Indonesia tahun ini adalah petani dan perajin. Salah satu faktornya, karena krisis ekonomi yang menghantam Indonesia sejak 1998 justru mengucurkan berkah bagi sebagian petani dan perajin. Mereka yang bisa mengeskpor produknya banyak diuntungkan oleh harga dolar yang melangit.
Contohnya Nyonya Hermin, 40 tahun, pengusaha mebel di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Merintis usaha sejak 10 tahun lalu, Hermin kini bisa mengekspor produknya 12 kontainer sebulan. Berapa jumlah penghasilannya? Tak jelas. Namun, Nyonya Hermin hidup berkecukupan dengan memiliki beberapa rumah dan mobil serta tak kesulitan memenuhi kebutuhan ketiga anaknya. Dan yang terpenting, tahun ini Nyonya Hermin bisa berhaji untuk yang kedua kalinya bersama suaminya. Bahkan dengan tiket ONH plus senilai sekitar Rp 60 juta per orang.
Jemaah haji asal Jepara memang unik. Jumlah haji yang diberangkatkan dari daerah santri itu tahun ini mencapai 2.513 orang, jumlah yang relatif banyak dibandingkan dengan daerah lain. Sekitar 60 persen jemaah asal daerah itu adalah perajin dan pedagang, sisanya petani dan pegawai negeri. Kecenderungan yang hampir sama terjadi pada kebanyakan jemaah haji asal Jawa Tengah. Sekitar 38 persen dari jemaah haji adalah petani, 27 persen pedagang dan perajin, dan sisanya profesi lain. Demikian menurut data Kanwil Wilayah Departemen Agama Jawa Tengah.
Tren yang sama terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kalangan petani mendominasi kursi pesawat haji. Termasuk dalam kategori petani adalah petambak ikan bandeng dan udang, petani kakao dan cengkeh. Jumlah mereka 70 persen dari 1.700-an jemaah asal Sulawesi Tenggara. Demikian menurut Mabrur Ahmad, Koordinator Informasi dan Komunikasi Embarkasi Haji Bandara Hasanuddin, Makassar.
Salah satu petani yang terciprat berkah krisis adalah Sioja bin Daeng Parani, 50 tahun, petani asal Kecamatan Lainea, Kendari. Dengan aset 12 petak sawah, pria Bugis ini bersama 24 kerabatnya berhaji. Semua biaya haji, kalikan saja masing-masing Rp 22 juta, diperoleh dari hasil sawahnya.
Apakah kaum petani dan perajin juga mendominasi jemaah haji Indonesia secara nasional? Sayang, data Departemen Agama tak bisa menjawab pertanyaan itu. Menurut data mereka, jumlah jemaah haji seluruh Indonesia tahun ini 191.924 orang. Jumlah terbanyak, yaitu 30,89 persen, kalangan ibu rumah tangga. Sedangkan petani hanya 17,19 persen.
KMN, Arif A.K., Bandelan Amarudin (Semarang), Syarief Amir (Makassar)
Persentase jemaah haji berdasarkan profesi: | PNS | 26.865 | (13,99%) | TNI/Polri | 2.291 | (1,19%) | Pedagang | 25.915 | (13,50%) | Petani | 32.917 | (17,19%) | Pegawai swasta | 36.1 | (18,82%) | Ibu rumah tangga | 59.299 | (30,89%) | Pelajar/mahasiswa | 3.489 | (1,81%) | Pegawai BUMN | 5.013 | (2,61%) |