Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi membantah membahas urusan pemilihan kepala daerah atau pilkada 2024 ketika bertemu dengan para pimpinan partai politik pada akhir Mei lalu. Bantahan Jokowi tersebut disampaikan seusai ia meninjau proyek pompanisasi di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 19 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Enggak (ada pertemuan bahas pilkada)," kata Jokowi kepada awak media sembari menggelengkan kepala saat dikonfirmasi mengenai pertemuan pimpinan partai politik pendukung pemerintah dan Jokowi pada akhir Mei lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Jokowi disebut-sebut bertemu dengan beberapa ketua umum parpol pendukung pemerintah di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 28 Mei 2024. Pimpinan partai itu di antaranya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkfili Hasan, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimus Yudhoyono.
Tiga sumber Tempo yang mengetahui pertemuan Jokowi dengan para pimpinan parpol itu mengatakan salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan itu mengenai isu reshuffle kabinet. Jokowi disebut bertanya bagaimana kalau pemerintah mengkocok ulang menteri yang tidak mendukung kinerja presiden dilakukan pada Juni 2024. Lalu ketua umum partai memberi masukan agar Presiden Jokowi tidak usah melakukan reshuffle kabinet karena pemerintahannya tersisa empat bulan lagi.
Saat dikonfirmasi, Zulkifli Hasan membantah jika mereka membahas urusan reshuffle kabinet. Menteri Perdagangan ini justru bercerita bahwa dirinya mengajukan nama mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil untuk berkontestasi di pilkada Jakarta. “Semua setuju,” kata Zulkifli di Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat, 14 Juni 2024.
Zulkifli mengatakan belum ada kesepakatan mengenai pasangan Ridwan di pilkada Jakarta. Namun partai-partai pemerintah memerlukan Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, sekaligus Ketum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil.
“Saya laporkan ke Pak Presiden, ‘kalau Kaesang boleh nggak’? Pak Presiden bilang ‘jangan’. Tapi kan partai partai perlu. Partai perlu agar bisa menang,” ujar Zulkifli.
Pilihan Edtior : Respons PDIP dengan Wacana Menduetkan Anies dan Kaesang