Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengatakan akan mengganti atau reshuffle kabinet dan kepala lembaga pemerintah usai 100 hari masa kerjanya. Dirinya akan menyingkirkan pembantunya yang tidak mau benar-benar bekerja untuk rakyat.
“Yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat, ya saya akan singkirkan," ujar Prabowo setelah acara peringatan Hari Lahir Ke-102 Nahdlatul Ulama (Harlah NU) di Istora Gelora Bung karno, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Februari 2025, dikutip dari Antara.
Sebelumnya, sejumlah menteri di kabinet Prabowo mendapat rapor merah versi Center of Economic and Law Studies atau Celios. Daftar para menteri yang dinilai memiliki kinerja buruk dimuat dalam studi Celios bertajuk “Rapor 100 Hari Prabowo-Gibran” yang terbit pada 21 Januari 2025. Lantas, siapa saja pembantu Prabowo yang mendapatkan rapor merah?
Celios menggunakan survei berbasis expert judgment atau penilaian ahli untuk melihat kinerja para menteri pemerintahan Prabowo-Gibran. Panel juri terdiri dari para jurnalis dari berbagai media yang dinilai memiliki wawasan mendalam tentang kinerja pemerintah. Adapun indikator penilaian dalam studi ini adalah pencapaian program, kesesuaian rencana kebijakan dengan kebutuhan publik, kualitas kepemimpinan dan koordinasi, tata kelola anggara.
Berdasarkan survei Celios, menteri dengan kinerja terburuk adalah Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai. Menurut studi tersebut, kinerja Pigai mendapatkan nilai minus 113 poin. Ia bahkan masuk lima besar kategori “Menteri yang perlu di-reshuffle” dan “Menteri/Kepala Lembaga yang tak terlihat bekerja”.
“Skor terendah dalam evaluasi ini diraih oleh Natalius Pigai (Menteri HAM) dengan nilai mendekati -150. Skor ini mengindikasikan adanya kritik yang signifikan terhadap kebijakan di bidang HAM, karena beragam kontroversi atau kurangnya terobosan yang dilakukan," bunyi studi tersebut
Di sektor ekonomi, Budi Arie Setiadi menjadi salah satu sorotan utama dengan skor rapor -39. Direktur Celios Bhima Yudhistira menilai kinerja Menteri Koperasi itu belum menunjukkan dampak signifikan, khususnya dalam pengelolaan koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi rakyat.
“Budi Arie memiliki rapor merah karena progres pengembangan koperasi belum jelas. Hal ini sangat disayangkan mengingat perannya krusial dalam mendukung ekonomi kerakyatan,” ujar Bhima dalam Press Conference: Rapor 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran secara daring, Selasa, 21 Januari 2025.
Kinerja sektor energi dan lingkungan hidup turut menjadi perhatian serius. Raja Juli Antoni selaku Menteri Kehutanan Raja mendapat rapor terburuk dengan skor -45. Bhima menyoroti kebijakan Raja Juli yang problematis, termasuk rencana mengubah hutan menjadi hutan tanaman energi dan co-firing PLTU batu bara.
Menurut Bhima, seharusnya Menteri Kehutanan menjaga konservasi hutan, bukan malah mengobralnya dengan dalih cadangan pangan atau energi. Kebijakan seperti ini, kata dia, menimbulkan konflik dengan masyarakat adat dan merusak lingkungan.
Sementara itu, Bahlil Lahadalia mendapat rapor -25. Celios menilai Menteri ESDM itu gagal menerjemahkan komitmen Presiden Prabowo terkait transisi energi ke dalam kebijakan konkret. Bhima menyoroti minimnya rencana teknis untuk memensiunkan PLTU batu bara, yang hingga kini belum memiliki kejelasan implementasi.
Terakhir, menteri dengan kinerja terburuk jatuh kepada Yandri Susanto. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal ini mendapatkan nilai -29. Posisi ini tak lepas dari kontroversi kebijakan desa yang memicu kritik tajam, ditambah dugaan konik kepentingan yang mencuat sejak awal masa jabatannya.
Akankah kelima atau sebagian yang dicopot dalam reshuffle kabinet?
Di sisi lain, Celios juga mengumpulkan nama-nama menteri yang mendapatkan rapor hijau. Adapun menteri dengan skor tertinggi atau kinerja terbaik adalah Menteri Agama Nasaruddin Umar yang memperoleh nilai mendekati 100. “(Hal ini) mencerminkan tingginya skor yang diterima terkait kebijakan di sektor agama,” kata Celios.
Menyusul Nasaruddin, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menempati posisi kedua kinerja menteri terbaik. Kemudian, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mendapat peringkat ketiga dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meraih peringkat keempat. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli juga mendapatkan rapor hijau di peringkat kelima.
Hendrik Khoirul Muhid berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Reaksi Menteri-menteri Prabowo soal Isu Reshuffle Kabinet
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini