Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Ribuan orang memadati acara kampanye terbuka bertajuk Hajatan Rakyat untuk pemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Alun Alun Wates Kulon Progo, Yogyakarta Ahad, 28 Januari 2024. Selain Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dijadwalkan hadir bersama Ganjar-Mahfud, acara itu dihadiri sejumlah tokoh pendukung, seperti seniman Butet Kartaradjesa dan putri Presiden keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam orasinya, Yenny Wahid mengatakan negara Indonesia perlu dipimpin oleh orang-orang yang mau berjuang untuk kepentingan untuk masyarakat kecil, yang mau berjuang untuk kepentingan petani dan nelayan, guru-guru agama, untuk buruh honorer, orang yang berjuang untuk memberantas korupsi di Indonesia. "Kita berdiri di sini karena kita menginginkan pemimpin yang mau berjuang untuk kesetaraan dan demokrasi," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Apa itu demokrasi, demokrasi itu artinya tukang minuman, tukang tahu gejrot, tukang parkir, sampean semua dan saya yang anak presiden ini sama haknya di mata hukum dan negara," kata Yenny lagi.
Di negara hukum, ujar Yenny, tidak ada yang boleh diistimewakan. "Setiap warga negara selama dia membayar pajak dan taat hukum, maka berhak untuk mendapatkan perlindungan dari negara kita. Dia berhak untuk mendapatkan kesempatan untuk sejahtera," kata dia. "Kita menginginkan pemimpin yang berpihak kepada petani, yang mau berjuang agar petani yang kalau gagal panen tidak terjebak utang."
Yenny pun menyinggung Indonesia sebagai negara maritim, namun nelayannya masih menderita. "Pemimpin yang kita inginkan adalah yang mau berjuang untuk menciptakan lapangan pekerjaan buat anak-anak muda, jutaan lapangan pekerjaan agar anak-anak muda tidak menganggur dan sengsara hidupnya," ujar dia.
Negara ini, ujar Yenny, harus hadir untuk semua anak bangsa bukan hanya anak satu keluarga saja. "Negara ini butuh pemimpin yang mau ikut duduk di bawah, pemimpin seperti Ganjar Pranowo yang duduk makan lesehan bersama rakyatnya, seperti Mahfud MD peluru tak terkendali di dalam memberantas korupsi," kata dia.
"Boleh-boleh saja negara ini mau membeli alutsista bekas tapi yang jelas kesejahteraan prajurit justru harus jadi prioritas. Boleh-boleh saja negara ini mau punya food estate asal jangan menggunduli dan membuat petani kecil jadi sengsara," kata Yenny.
Yenny mengatakan masyarakat perlu hormat pada para petinggi negeri ini, tapi yang harus lebih diutamakan adalah tegaknya demokrasi. "Kita hormat pada pimpinan negara tapi kita lebih cinta dengan rakyat jelata," ujarnya.