Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MOCHAMAD Ridwan Kamil berjanji akan segera menemui warga Jakarta, termasuk The Jakmania—begitu julukan pendukung klub sepak bola Persija Jakarta—setelah mendaftar sebagai calon gubernur Daerah Khusus Jakarta di Komisi Pemilihan Umum, dua hari lalu. Ia juga bakal mengubah domisilinya di kartu tanda penduduk, dari Kota Bandung ke Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Semua warga Jakarta kami ajak bersilaturahmi secepatnya,” katanya setelah mendaftar ke KPU Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kang Emil—begitu Ridwan Kamil kerap disapa—berpasangan dengan Suswono dalam pilkada Jakarta. Keduanya diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus, gabungan sembilan partai anggota KIM—pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden 2024—serta partai di luar KIM.
Peneliti politik Populi Center, Usep Saepul Ahyar, menilai rencana Ridwan menemui warga Jakarta merupakan langkah strategis untuk mengerek popularitas, elektabilitas, dan akseptabilitas atau penerimaan masyarakat terhadapnya. Tingkat penerimaan warga Jakarta terhadap Ridwan memang masih diragukan. Apalagi setelah cuitan lama bekas Gubernur Jawa Barat itu di media sosial X dikuliti warganet.
Tiga hari sebelum Ridwan mendaftar ke KPU, netizen mengungkit cuitan lama mantan Wali Kota Bandung itu di X, antara lain soal kritiknya kepada warga Jakarta. Periode cuitan tersebut terjadi pada 2010-2011. Saat itu Ridwan berusia 40 tahun dan berprofesi sebagai arsitektur.
Ridwan lantas menyampaikan permintaan maaf atas cuitan lamanya tersebut. Di samping itu, ia menghapus berbagai cuitan lamanya. “Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi. Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan,” ujarnya di akun X miliknya, @ridwankamil.
Usep Saepul Ahyar menilai berbagai cuitan lama Ridwan tersebut dapat menggerus penerimaan warga Jakarta terhadapnya. Ia juga berpendapat langkah Ridwan menghapus cuitan lamanya dapat menjadi preseden buruk. “Ini menjadi preseden buruk bagi seorang calon pemimpin karena bisa dinilai sebagai upaya menghapus rekam jejaknya agar tidak diketahui,” ucapnya.
Adapun upaya Ridwan menemui The Jakmania, menurut Usep, juga menjadi sangat penting. Sebab, selama ini Ridwan dikenal sebagai pendukung setia Persib, klub sepak bola asal Kota Bandung. Tensi antara The Jakmania dan Bobotoh—sebutan pendukung Persib—selalu memanas ketika kedua klub jagoannya berhadapan.
Pasangan bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil dan Suswono, saat mendaftarkan diri sebagai peserta pemilihan Gubernur Jakarta 2024 di kantor KPU Jakarta, Rabu,28 Agustus 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Viva Yoga Mauladi berharap warga Jakarta dapat memaafkan cuitan lawas Ridwan Kamil tersebut. Ia pun mengklaim pasangan Ridwan-Suswono akan memberikan yang terbaik jika terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta periode 2024-2029.
“Visi-misinya selaras dengan KIM yang ingin perbaikan dan membuat Jakarta lebih maju,” kata Viva, Kamis, 29 Agustus 2024.
Viva optimistis pasangan calon jagoannya itu mampu mengalahkan dua rivalnya dalam pilkada Jakarta. Kedua rival Ridwan-Suswono itu adalah Pramono Anung-Rano Karno serta Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto. Pramono-Rano diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sedangkan Dharma-Kun maju lewat jalur perseorangan.
Optimisme Viva merujuk pada partai pendukung Ridwan-Suswono. Pasangan calon ini diusung oleh koalisi gemuk, yaitu 15 partai politik. Partai itu adalah Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai NasDem, Partai Gelora, Partai Bulan Bintang, Partai Perindo, Partai Garuda, Prima, dan Partai Kebangkitan Nasional. Ia menganggap dukungan banyak partai ini menjadi penanda tingginya kepercayaan terhadap pasangan Ridwan-Suswono.
Di samping didukung koalisi gemuk, Ridwan-Susono disokong kelompok pendukung Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto, yaitu Tim 8 Relawan Jokowi-Prabowo. Kelompok pendukung itu mengiringi Ridwan-Suswono saat mendaftar ke KPU.
“Kami sudah memiliki 250 titik blusukan di Jakarta untuk memenangkan Ridwan-Suswono dalam pilkada ini agar mendapat tempat di hati masyarakat,” kata Koordinator Nasional Tim 8 Relawan Jokowi-Prabowo, Wignyo Prasetyo.
Pramono Anung juga dinilai memiliki rekam jejak buruk di media sosial X. Netizen mengungkap sejumlah cuitan Pramono di X pada 2010, dua hari lalu. Misalnya, cuitan Pramono soal perempuan yang berbaju seksi. “Cewek berbaju seksi itu aneh, dilihatin dibilang kita kurang ajar, kalau kita cuekin, dibilang kita homo #Nyantai ah,” begitu bunyi cuitan Pramono di akun X miliknya.
Pramono merespons berbagai cuitan lama itu dengan bergegas meminta maaf kepada netizen. “Jadi, era 2010, orang-orang yang bermain Twitter (sekarang X) itu eranya bercanda, seperti TikTok sekarang," ujarnya.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan mantan Wakil Gubernur Banten Rano Karno berdoa bersama sebelum ke Komisi Pemilihan Umum Daerah Jakarta, di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Rabu, 28 Agustus 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Usep Saepul menilai cuitan lama Pramono tersebut dapat memperkecil peluang kemenangan Pramono-Rano di Jakarta. “Apalagi pemilih di Jakarta termasuk kritis,” katanya.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, memprediksi polemik cuitan lama Ridwan dan Pramono bisa mempengaruhi kans kemenangan kedua calon gubernur itu. Tapi ia juga memperkirakan satu dari dua calon gubernur tersebut menang dalam pilkada Jakarta.
Kubu Pramono-Rano juga sudah menyiapkan berbagai jurus untuk memenangi pilkada Jakarta. Juru bicara Tim Pemenangan Nasional Pilkada PDIP, Aryo Seno Bagaskoro, mengatakan tim pemenangan akan segera mempersiapkan program Pramono-Rano untuk diperkenalkan kepada warga Jakarta. Program tersebut berhubungan dengan pemenuhan pelayanan kebutuhan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, dan tata ruang. “Ada visi pembangunan semesta berencana yang sifatnya jangka panjang dan fondasinya harus diletakkan hari ini,” kata Aryo.
Ia melanjutkan, Pramono-Rano juga tengah memetakan persebaran wilayah yang bakal didatangi selama masa kampanye. Apalagi Pramono-Rano menyatakan kesiapannya untuk turun langsung menemui masyarakat secara door-to-door untuk memaksimalkan masa kampanye yang singkat.
Nantinya, kata Aryo Seno, Pramono-Rano berusaha menarik simpati warga Jakarta dengan cara meningkatkan ruang kebudayaan yang berkualitas dan inklusif, khususnya terhadap budaya suku Betawi. “Kegiatan-kegiatan seperti balai rakyat, pelestarian kebudayaan Betawi, termasuk eksplorasi budaya-budaya yang ada di Indonesia, menjadi komitmen kami,” katanya.
Direktur Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, mengatakan pilkada Jakarta menjadi palagan yang tidak strategis lagi setelah Anies batal berlaga. Anies merupakan bakal calon dengan elektabilitas tinggi. Kondisi itu akan menempa hasrat kandidat lain untuk mengalahkan Anies. “Persaingan yang terjadi nanti tidak ketat karena yang berkontestasi tidak sesuai dengan aspirasi publik,” katanya.
Kendati begitu, Ujang memprediksi Ridwan-Suswono ataupun Pramono-Rano lebih berpeluang memenangi pilkada dibanding Dharma-Kun. Alasannya, kata Ujang, Dharma-Kun tidak memiliki basis konstituen yang kuat dibanding dua kandidat calon gubernur lain. “Tinggal bagaimana kampanye nanti menjadi faktor penentunya."
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Desty Luthfiani, Savero Aristia Wienanto, dan Adinda Jasmine Prasetyo berkontribusi dalam penulisan artikel ini.