Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TIM sukses Jusuf Kalla mendadak bingung di belakang panggung debat calon wakil presiden, Ahad dua pekan lalu. Asisten calon wakil presiden itu, Yadi Jentak, sibuk mematikan mikrofon clip on yang menempel di badannya. Gagal mematikan perangkat portabel itu, ia berupaya melepasnya, tapi tak berhasil.
Tim Kalla akhirnya mengeluarkan baterai dari mikrofon. "Karena tombol on/off di mikrofon dikunci sehingga tak bisa dimatikan," kata Riza Primadi, yang menyiapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam debat, Rabu pekan lalu.
Riza mengatakan urusan mikrofon mendadak jadi perhatian setelah di sela jeda sesi keempat Kalla tiba-tiba berkata, "Kok bisa tahu, ya?" Celetukan itu keluar setelah dalam sesi tanya-jawab Hatta Rajasa melontarkan pertanyaan yang mirip dengan yang telah disiapkan Kalla dan timnya.
Menurut dia, biasanya pada setiap sesi, tim menyiapkan beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada lawan. Tim juga merancang 20 pertanyaan yang diduga bakal disampaikan lawan. Pertanyaan untuk setiap debat disusun tim berbeda. Untuk debat yang keempat itu, Sofyan Djalil, Ratna Megawangi, Anies Baswedan, Andi ÂWidjajanto, dan Jaleswari Pramodyawardhani yang membantu Kalla.
Meski kesamaan pertanyaan diduga karena kebetulan, urusan mikrofon itu sempat memancing kecurigaan tim sukses Jokowi-JK. Riza mengatakan, kalau mikrofon itu tetap menyala, pembicaraan Kalla dengan tim suksesnya bisa didengar dari ruang kontrol yang mengatur jalannya siaran. "Padahal, saat jeda, kami biasanya membicarakan strategi untuk sesi berikutnya," ujar Riza, yang lebih dari 20 tahun terakhir berkarier sebagai broadcaster dan jurnalis televisi.
Riza dan presenter Rosiana Silalahi membantu Jokowi-JK menyiapkan debat di layar gelas itu. Keduanya mengatur dan memberi masukan soal penampilan pasangan itu. Riza juga yang merencanakan agar pertanyaan kunci dilontarkan di sesi keempat dan kelima. "Karena pada saat itulah rating penonton paling tinggi," ucapnya.
Debat keempat itu bertema "Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi". Debat disiarkan MNC TV, stasiun televisi milik grup MNC Media yang dipimpin Hari Tanoesoedibjo, salah satu petinggi tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Pemimpin Redaksi MNC TV Yadi Hendriana membantah ada kesengajaan terkait dengan mikrofon itu. Mikrofon yang menempel di badan calon wakil presiden, kata dia, sengaja dipasang sebagai cadangan jika mikrofon utama mati atau mengalami gangguan teknis. Mikrofon cadangan selalu dinyalakan agar, bila sewaktu-waktu terjadi gangguan, tim teknis tak perlu mendatangi calon. Ia memastikan tak ada intervensi di dalam ruang kontrol. Suara dari mikrofon yang menyala juga tak terdengar dari ruang kontrol.
Yadi mengaku sempat ditegur Husein Abdullah dan Aria Bima dari tim sukses Jokowi-JK terkait dengan hal lain. Pada sesi awal, kamera rupanya lebih banyak menyorot pendukung Prabowo-Hatta. Menurut Yadi, saat itu pendukung Prabowo-Hatta lebih ramai meneriakkan yel-yel. "Kamera mengikuti angle yang paling menarik," ujarnya.
Setelah diprotes, ia menginstruksikan anak buahnya memberi porsi yang sama kepada pendukung tiap kandidat. Husein membenarkan ia melayangkan protes ke Yadi. "Saya kirim pesan lewat BBM karena kenal Yadi."
Adapun Koordinator Tim Media Jokowi-JK, Aria Bima, mengatakan ia sampai mendatangi ruang kontrol untuk memprotes. Menurut dia, sepanjang sesi pertama dan kedua, suara Kalla sering tak terdengar. "Saya curiga ada sabotase teknis," tuturnya. Ia bahkan mengancam akan menarik pendukungnya ke luar studio dan menggelar konferensi pers jika protesnya tak diindahkan.
Abdul Harris Bobihoe dari tim sukses Prabowo-Hatta membantah ada sabotase teknis. Menurut dia, Hatta mengalami masalah yang sama sehingga timnya harus melepas baterai mikrofon. Ia mengatakan masalah itu telah dibahas dalam pertemuan dengan Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu. Kedua tim meminta penyelenggara siaran menunjuk petugas penghubung. Hal itu yang dilakukan pada debat terakhir, Sabtu pekan lalu.
Kartika Candra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo