Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SETAHUN sudah lumpur membesut dari bawah Porong. Para ahli geologi yakin semburan masih akan terus berlangsung hingga berpuluh sampai beratus tahun. Dengan debit sekitar 150 ribu meter kubik per hari, jumlah lumpur pada tahun ke-10 sudah lebih dari cukup untuk menenggelamkan Kabupaten Sidoarjo sedalam 1 meter. Lama sebelum kabupaten seluas 592 kilometer persegi itu punah, ekosistem di sekitar Porong hingga perairan Selat Madura bakal lantak terlebih dulu.
Aneka jurus telah dikeluarkan untuk menyumbat sumber lumpur: para geolog mengebor sumur penolong (relief well); ahli-ahli fisika mencemplungkan bola-bola beton. Semuanya gagal. Kini giliran ahli teknik sipil--Junius Hutabarat, Andy Siswanto, dan Takashi Okumura (Jepang)--unjuk kebolehan dengan membikin kawah buatan. Jika teknik ini mujarab, kawasan itu siap dibangun kembali menjadi kota baru. Inilah masa depan wilayah itu versi para insinyur sipil.
Kawah Buatan
Kawah buatan bekerja mirip kawah di kepundan gunung api. Tekanan lumpur dari dalam bumi diredam oleh berat lumpur di dalam kawah buatan. Kawah bikinan ini mengadopsi teknologi cofferdam yang biasa digunakan untuk membangun fondasi tiang jembatan di perairan dalam. Biaya: Rp 600 miliar Waktu pengerjaan: 8 bulan Diameter total: 120 meter Diameter wadah: 100 meter Kedalaman wadah: 45 meter
Cofferdam Kawah terbuat dari dua lapis pagar baja kedap air (cofferdam) yang ketinggiannya bisa ditambah tergantung kebutuhan. Bentuk kawah disesuaikan dengan profil tanah--bisa bulat, segi empat, lonjong, bahkan tak beraturan. Perhitungan awal menunjukkan, jika diameter kawah 100 meter, semburan lumpur akan berhenti pada ketinggian 45-48 meter.
Gelembung Lumpur Terdapat 51 titik tempat keluar lumpur di sekitar lubang semburan utama. Posisinya mengikuti patahan tanah yang dinamai patahan Watukosek. Ini memicu kekhawatiran geolog bahwa kawah buatan akan menyebabkan munculnya semburan baru di titik-titik tersebut.
Salah Mengebor
RUDI Rubiandini, mantan Ketua Tim Investigasi Independen Luapan Lumpur Sidoarjo, meyakini semburan lumpur Porong akibat pengeboran Lapindo. Penyebabnya, ada rembesan material ke dalam sumur (kick) yang berubah menjadi bencana karena Lapindo mengebor tanpa casing (pelindung dinding sumur). LIhat Muasal Lumpur Lapindo
Nanti
Jika semburan lumpur tidak dikendalikan, Jawa Timur--bukan cuma Sidoarjo--bakal porak-parik. Bencana ini bisa menjadi berkah bila kawah buatan yang diusulkan tiga insinyur sipil Indonesia-Jepang mujarab mengontrol lumpur. Mereka telah siap dengan rencana lanjutan apabila lumpur dapat dikendalikan. Inilah visi mereka untuk membangun kembali Porong:
- Terminal Terpadu Luas: 2,2 hektare Perkiraan biaya: Rp 44,5 miliar
- Jalan Tol (perbaikan) Panjang: 6,41 km Perkiraan biaya: Rp 2,5 miliar
- Simpang Semanggi Perkiraan biaya: Rp 10 miliar
- Jalan Primer/Lokal Panjang: 62 km Perkiraan biaya: Rp 17,5 miliar
- Rel Kereta (Perbaikan) Perkiraan biaya: Rp 2 miliar
- Kawah Buatan
- Museum dan Taman Geologi Luas: 9,5 hektare Perkiraan biaya: Rp 48 miliar
- Jembatan (3 buah) Perkiraan biaya: Rp 2 miliar
- Danau Perkiraan biaya: Rp 25,2 miliar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo