Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Tatang Muttaqin, mengatakan masih banyak lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang belum terserap ke dalam pasar tenaga kerja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masih ada banyak lulusan yang belum terserap. Ini memang bagian penting dari bagaimana kita meningkatkan kualitas dari seluruh SMK,” ucap Tatang kepada awak media, Selasa, 17 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang dirilis 5 November 2024, tingkat pengangguran terbuka dari jenjang pendidikan SMK per Agustus 2024 sebesar 9,01 persen. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,03 persen dari tahun sebelumnya, yaitu 9,31 persen.
Meski ada penurunan, jumlah pengangguran lulusan SMK lebih tinggi dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Adapun jumlah pengangguran lulusan SMA sebesar 7,05 persen; jumlah pengangguran lulusan diploma sebesar 4,83 persen; dan jumlah pengangguran lulusan sarjana sebesar 5,25 persen.
Tatang menilai tingginya jumlah pengangguran ini disebabkan oleh kualitas pendidikan SMK yang belum merata. Dari sekitar 14 ribu SMK di seluruh Indonesia, kata dia, sebagian besar SMK yang perlu ditingkatkan kualitasnya adalah sekolah swasta.
Dia juga mengatakan intervensi yang dilakukan Kemendikdasmen untuk meningkatkan kualitas SMK baru menjangkau sekitar 2.400 SMK. Untuk itu, kata Tatang, Kemendikdasmen berupaya untuk menjangkau lebih banyak SMK. “Ke depan kami akan memperluas jangkauannya, jadi bukan lagi hanya 2.400 tapi katakanlah bisa sampai 3.000 sampai 4.000,” ucap dia.
Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan mengatakan akan mengoptimalisasi lulusan SMK agar cepat mendapatkan pekerjaan. Menurut Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, lembaganya sudah melakukan koordinasi dengan Kemendikdasmen untuk mewujudkan hal tersebut.
"Kebetulan dalam beberapa kesempatan kami sudah diskusi dengan Pak Mendikdasmen dan kami sudah sepakat kita akan melakukan nanti sinkronisasi terhadap kurikulum SMK," ujar Yassierli di Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, pada Rabu, 30 Oktober 2024.
M. Raihan Muzzaki berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Tanggapan Gibran setelah Dipecat PDIP: Tunggu Saja