Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau KemenPPPA mengatakan akan memberikan pendampingan kepada perempuan dan anak-anak yang menjadi korban banjir Jabodetabek, khususnya di Bekasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak akan melakukan yang terbaik, khususnya bantuan untuk para perempuan-perempuan dan anak-anak kita," kata Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi, saat ditemui di Kantor Kemenko PMK pada Rabu, 5 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun bantuan tersebut akan diberikan secara spesifik kepada perempuan, sedangkan untuk anak-anak akan diklasifikasikan berdasarkan kelompok usia mereka.
Sementara itu, beberapa rumah aman milik KemenPPPA yang dihuni oleh beberapa anak berhadapan dengan hukum turut terdampak banjir. Karena itu, Arifah, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau kondisi di lapangan.
"Rumah aman di Bekasi terdampak. Jadi mereka naik ke lantai dua karena lantai satunya banjirnya agak lumayan," ujar Arifah.
Hujan dengan intensitas tinggi telah menyebabkan banjir bandang di Puncak, Bogor, pada Ahad malam, 2 Maret 2025, dan banjir besar di Jabodetabek, terutama Bekasi, hingga Selasa, 4 Maret 2025. Kondisi cuaca tersebut sebenarnya telah bisa diprediksi sebelumnya.
Saat diwawancarai pada 27 Februari lalu, ketika hujan terus mengguyur Jabodetabek, peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, telah mengatakan bahwa hujan berpotensi terus terjadi pada dasarian pertama Maret 2025 alias 10 hari pertama bulan Ramadan. "Bulan puasa masih banyak hujan," katanya saat itu.
Menurut Erma, hujan dengan intensitas tinggi dipicu oleh dinamika prakondisi vorteks sekaligus konvergensi luas yang terbentuk di atas Pulau Jawa dan sekitarnya. Dalam sesi live Instagram yang dibuatnya beberapa hari kemudian, Erma kembali menjelaskan bahwa peningkatan curah hujan yang terjadi sejak dasarian ketiga Februari mencerminkan dinamika musim hujan yang semakin tidak teratur akibat perubahan iklim.
Di Jakarta, menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Mohamad Yohan, hingga Rabu, 5 Maret 2025 pukul 07.00 WIB, genangan banjir yang tersisa terjadi di 89 RT dan dua ruas jalan. Wilayah yang masih terendam itu berada di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
Vedro Imanuel Girsang dan Defara Dhanya berkontribusi dalam tulisan ini.