Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pengamat Politik dari Universitas Islam ’45 Bekasi, Adi Susila mengatakan, pertarungan pemilihan kepala daerah atau Pilkada Kota Bekasi, Jawa Barat tidak menarik.
Alasannya, partai pemenang Pemilu 2014 dan pemilik kursi terbanyak, PDI Perjuangan tak mempunyai calon sendiri dalam pesta demokrasi lima tahunan di wilayah tersebut.
"Sangat disayangkan PDIP tidak mengusung calonnya," kata Adi kepada Tempo, Ahad, 14 Januari 2018. Padahal, kata dia, partai berlambang kepala banteng tersebut dipercaya oleh masyarakat menjadi pemenang pemilihan umum 2014 lalu, dengan perolehan kursi di lembaga legislatif sebanyak 12.
Baca : Pilkada Kota Bekasi, PDI-P Batal Usung Mantan Terpidana Korupsi
"Pilwalkot Bekasi menjadi tidak menarik," kata dia. Sebelumnya, dua kader yang diusung oleh partai berlambang kepada banteng tersebut Sumiyati Mochtar Muhammad-Lilik Haryoso menyatakan tidak siap. Sehingga manuver terakhir PDI P sebelum pendaftaran ditutup yaitu bergabung dengan Golkar, Demokrat, PAN, PPP, PKB, dan Hanura.
Tapi, bergabungnya dengan sejumlah partai itu status PDIP bukan sebagai pengusung. Ketua KPU Kota Bekasi, Ucu Asmara Sandi menyebut bahwa PDIP hanya sebagai relawan untuk pasangan Rahmat Effendi-Tri Adhianto yang akan bertarung secara heat to head dengan pasangan dari Partai Keadilan Sejahtera dan Gerindra yaitu Nur Supriyanto-Adhy Firdaus. "Petahana masih di atas angin," tutur Adi.
Ketua DPC PDI Perjungan, Kota Bekasi, Anim Imanudin mengatakan, pihaknya terpaksa mengembalikan rekomendasi dua kadernya ke DPP PDI Perjuangan di Jakarta setelah keduanya menyatakan tidak siap. "Mendukung petahana merupakan keputusan dari DPP yang harus dijalankan," kata dia.
Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi, Nicodemus Godjang mengatakan setelah partainya tak mengusung calon sendiri, ada dua pilihan yang harus diambil dalam Pilkada Kota Bekasi. Yaitu bergabung dengan PKS-Gerindra atau dengan koalisi bersama dengan Golkar. "Sesuai dengan ideologi, diputuskan gabung dengan Golkar," demikian Nico.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini