ADA sebah kerangka ditemukan pekan lalu di pantai Anyer, ujung Jawa Barat bagian utara itu. Mayat turis yang hanyut? Bukan. Yang didapatkan ialah kerangka seseorang yang terlanda musibah pada 188, ketika Gunung Krakatau meletus. Penemunya Halwany Michrob, antropolog sejarah. Penggalian itu semula untuk menyingkap peninggalan prasejarah. Tapi kerja yang dimulai 1 Agustus itu hasilnya lain. Di depan Kantor Kecamatan Anyer, hanya beberapa puluh meter dari garis pantai kerangka manusia itu ditemukan dalam posisi tengkurap pada kedalaman 1,2 m. Tangan kanannya tampak menangkup kepalanya yang terletak di antara dua karang seperti terjepit. Sedangkan tangan kirinya memegangi perut. "Itu jelas bukan sistem penguburan Islam, yang biasanya kedua tangan bersedekap," tambah Halwany. Apalagi lapisan tanah tak menunjukkan bekas lubang penguburan. Penduduk di situ memang bercerita bahwa banyak orang yang menjumpai kerangka ketika hendak membangun rumah. Semua itu mengingatkan peristiwa 105 tahun silam, tatkala gelombang raksasa, Tsunami, setinggi sekitar 40 meter mengempas Pantai Carita maupun Anyer. Karang seberat ratusan ton pun terlempar ke darat bahkan Kota Kabupaten Caringi lenyap. Cerita kerangka itu memperkuat hasil penggalian yang bertema Ekskavasi Penyelamatan itu. Pun diperoleh manikmanik, mata uang Belanda tahun 1880. Di lubang penggalian kedua, sekitar 30 meter dari lubang kerangka, juga ditemukan bekas dapur. Isinya, antara lain, pecahan keramik Cina akhir abad ke-18. Temuan itu, menurut Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Dr. Hasan Muarif Ambary, masih akan diuji di laboratorium di Jakarta. Setelah itu akan disimpan di Museum Krakatau, yang terletak persis di seberang Carita Krakatau Beach Hotel. Museum itu baru diletakkan batu pertamanya daiam acara peringatan 105 tahun meletusnya Krakatau, pckan lalu. Pendirinya Krakatau Foundation. Turis dan para peneliti akan diharapkan datang, tentu saja. Tanpa sesat. Suhardjo Hs.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini