Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto: Dukungan Terus Mengalir

DIANGGAP gagal oleh sebagian kader, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjelaskan situasi di dalam partainya kepada Tempo di Jakarta Selatan pada Selasa malam, 30 Juli lalu.

2 Agustus 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anda didesak mundur lantaran dianggap gagal memimpin partai dalam pemilihan umum....

Agenda musyawarah nasional masih Desember. Kami berharap masih ada dukungan yang terus mengalir sampai akhir tahun sesuai dengan proses demokrasi yang ada.

Bagaimana Anda menilai kepengurusan Golkar saat ini?

Di Golkar dalam lima tahun terakhir ada lima ketua umum. Ini tentu bukan struktur kepengurusan organisasi yang normal dan ideal. Kepengurusan Golkar dalam setahun terakhir cuma berfokus pada pemenangan pemilu, sehingga agenda kaderisasi memang belum berjalan optimal dari tingkat kabupaten sampai provinsi.

Kritik terhadap kepengurusan Anda terkait dengan pengerahan saksi pemilu yang dianggap kurang optimal. Tanggapan Anda?

Kami selalu mengalami hambatan dan tantangan perihal saksi itu. Kami berencana membuat kelembagaan saksi secara khusus yang bisa dimanfaatkan partai dalam pemilu kepala daerah tahun depan dan pemilu legislatif berikutnya.

Seberapa kuat dukungan dari pengurus daerah untuk Anda?

Secara nasional sudah 87 persen.

Dinamika kepengurusan Golkar akan berdampak pada komposisi wakil di kabinet atau pemimpin Majelis Permusyawaratan Rakyat....

Bagi Golkar, posisi penting di parlemen selain Ketua DPR adalah Ketua MPR. Berdasarkan undang-undang, PDI Perjuangan akan mengisi kursi Ketua DPR sebagai pemenang pemilu. Kami sebagai pemilik kursi terbanyak kedua di parlemen sangat normal bila menginginkan kursi Ketua MPR.

Siapa kader yang akan ditugasi partai?

Ada beberapa calon dan kader senior yang punya kemampuan dan bisa kami tugasi untuk menjadi representasi Golkar di pimpinan MPR. (Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk Paulus menyebutkan calon tersebut adalah Aziz -Syamsuddin, Zainudin Amali, Kahar Muzakir, dan Agun Gunandjar.)


 

 

Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo: Yang Menang Jadi Orangnya Jokowi

Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo: Yang Menang Jadi Orangnya Jokowi/TEMPO/M. Taufan Rengganis

MENDEKLARASIKAN diri maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar jauh sebelum musyawarah nasional partai itu digelar pada Desember tahun ini, Bambang Soesatyo menjelaskan alasannya maju kepada Tempo di rumah dinasnya di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, pada Kamis, 1 Agustus lalu.

Kenapa Anda memutuskan maju sebagai calon Ketua Umum Golkar?

Awalnya pengurus daerah resah karena Golkar membentuk Go-Jo (Golkar-Jokowi, organisasi pendukung Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019) pada Maret 2018. Itu mendegradasi Golkar karena tidak ada manfaatnya ke partai sendiri serta tidak memberikan efek kepada Pak Jokowi. Belum lagi soal logistik, seperti uang saksi yang minim, serta duit pembinaan ke pengurus daerah yang dihapus oleh kepengurusan Airlangga Hartarto. Saya yakin bisa memperbaikinya ke depan, termasuk menambah jumlah kursi di DPR.

Pendukung Anda meminta musyawarah nasional berlangsung sebelum Oktober. Ini berkaitan dengan penempatan orang di kabinet dan pemimpin parlemen?

Kalau soal penempatan orang di kabinet dan posisi strategis, tanyakan kepada Airlangga Hartarto. Bedanya, kalau munas setelah Oktober, saya bukan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat lagi, ha-ha-ha....

Anda takut dukungan berkurang kalau bukan Ketua DPR lagi?

Saya enggak berminat menjadi Ketua DPR lagi. Saya enggak punya beban. Siapa pun yang menang nanti juga akan menjadi orangnya Presiden Jokowi.

Sudah ada berapa pengurus daerah yang mendukung Anda?

Sudah ada sekitar 480. Yang meneken surat dukungan itu level ketua dan sekretaris DPD.

Kubu Airlangga juga mengklaim sudah mengantongi 500 dukungan, sementara pemilik suara di Golkar hanya 557.…

Itulah Partai Golkar. Teken sana-sini. Tapi nanti lihat saja di lapangan, diadu dalam musyawarah nasional.

Anda disebut sudah menyiapkan duit lebih dari Rp 300 miliar untuk maju sebagai calon ketua umum. Betulkah?

Ha-ha-ha.... Tidak ada. Duit dari mana?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus