Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kisah pangeran & sopir jepang

Hubungan muangthai-jepang terancam rusak. gara-gara kunjungan pangeran vajiralongkor ke jepang. jepang melakukan hal yang tidak patut a.l: sopir jepang menghentikan mobil pangeran karena ingin kencing.

24 Oktober 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JALINAN persahabatan antara Muangthai dan Jepang terancam rusak, tatkala harian Thai Rath menulis kritik berjudul "Ketidaksopanan Orang Jepang", awal bulan ini. Kritik harian terbesar berbahasa Thai, yang kemudian diikuti beberapa media lain, berpangkal pada kunjungan Pangeran Maha Vajiralongkorn ke Jepang. Dalam kunjungan empat hari -- semula direncanakan seminggu memperingati 100 tahun "Hubungan Diplomatik Muangthai-Jepang" itu, Putra Makota Kerajaan Muangthai dikabarkan mengalami delapan kejadian yang dianggap tidak patut. Ketika Pangeran dalam perjalanan menuju Akademi Pertahanan Nasional di Kota Yokosuka, barat Tokyo, tiba-tiba sopir menghentikan mobil begitu saja, tak jauh dari gerbang jalan tol. Nah, ini 'kan menyalahi protokol? Ternyata, pengemudi Jepang itu -- tanpa konsultasi -- lantas mampir untuk buang air kecil di toilet dekat situ. Keterlaluan, bah. Bisa dimaklumi jika bangsa Muangthai tersinggung. Lalu, pada waktu meresmikan sebuah patung Budha di Kota Nagoya, Pangeran konon dipersilakan duduk pada sebuah kursi buruk yang sama dengan pengunjung lainnya. Diberitakan pula, ketika Pangeran duduk dalam kereta api supercepat "Shinkansen", para pengawal Jepang yang bertugas mengambil posisi berdiri di sampingnya. Ini mustahil ditemui di Muangthai, karena rakyat biasa tak mungkin berdiri lebih tinggi dari putra makota. Bagaimana hal-hal yang tidak patut itu bisa terjadi? Apakah kerajaan Jepang kurang memahami ketentuan protokoler kerajaan Muangthai? Entahlah. Yang pasti, kunjungan Putra Makota diperpendek tiga hari, dan 150 orang dari kelompok kanan Muangthai melancarkan protes ke kedutaan Jepang di Bangkok. Apa boleh buat, kunjungan yang semula dimaksudkan sebagai puncak persahabatan berubah jadi sengketa. Harian Thai Rath menuntut agar barang-barang Jepang diboikot saja. Dalam upaya meredakan kemarahan rakyat, Pangeran Vajiralongkorn lewat radio Muangthai berpesan, "Demi hubungan baik kedua negara, saya mengharapkan keadaan sekarang ini segera berakhir." Tak jelas, bagaimana nasib sang sopir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus