Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kisah Pria Berpistol

23 Juni 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MONAS, Ahad, 1 Juni lalu, sedang kisruh. Seorang pria berkaus putih dan bertopi merah berusaha menggiring seorang bocah laki-laki keluar dari kerumunan orang beratribut Front Pembela Islam. Di belakangnya, perempuan berkerudung membuntuti. Sekilas, dalam rekaman video sitaan dari rumah Munarman, sang bocah dan si ibu dicekam takut. Pria itu berusaha tenang. Ia membelalakkan mata kepada kerumunan pengeroyok.

Pukulan tangan kosong dan pentungan bertubi-tubi mengenai tubuhnya. Ia terus berusaha membela diri. Rupanya, sebuah pistol menyembul di pinggul kanan depan. Para pengeroyok, begitu melihat senjata api itu, kian galak memukul dan meneriaki. Dalam situasi dikeroyok hingga belasan orang Front itulah lelaki tadi mengeluarkan pistolnya. Orang yang mengerumuninya tidak mundur, bahkan malah menantang agar lelaki tadi memuntahkan pelurunya. ”Tembak, tembak, tembak, tembak….”

Front menuduh, pria inilah biang provokasi insiden Monas. Sebab, kata Ri­zieq Shihab, pria ini sempat meletupkan pistol hingga empat kali. Rizieq menyimpulkan, Aliansi sengaja siap bertempur melawan Laskar Pembela Islam. Namun, dari rekaman video milik polisi, dan rekaman video yang diputar di markas Front di Pe­tamburan, sebagaimana disaksikan Tempo, tak tampak atau terdengar letusan. ”Di vi­deo tidak ada, tapi setelah itu dia menembakkan pistolnya,” kata Rizieq. Ari, pengacara Front, siap menghadirkan saksi-saksi untuk membuktikan bahwa pistol menyalak. ”Saya pastikan ada tembakan,” katanya.

Seorang intel polisi yang menyusup ke Aliansi? Saor Siagian, pengacara Tim Pembela Pancasila, membantah. Aliansi menjunjung hak asasi dan mengusung pesan damai. Jadi, kata dia, tak mungkin Aliansi menggunakan kekerasan, apalagi senjata api. Ada juga tudingan, dia polisi sekaligus anggota Jemaat Ahmadiyah dari Manis Lor, Kuningan, Jawa Barat. Namun sesepuh di sana, Kulman Tisnaprawira, mengaku tak kenal. Kepala Kepolisian Wilayah Cirebon Komisaris Besar Nasser Amir menyatakan sedang menyelidiki benarkah pria itu anak buahnya.

Hingga kini, belum terungkap terang siapa gerangan pria berpistol ini. Yang pasti, saat insiden terjadi, pria berpostur tegap ini mengenakan topi bertulisan angka ”30.000” yang mencolok mata, lalu di bawahnya ada pula tulisan berhu­ruf lebih kecil: ”Jakarta Safety Riding Touring”. Pada bagian samping topinya, tertera ”Ditlantas Polda Metro”. Selasa, 13 Mei lalu, di Jakarta memang digelar kampanye keselamatan bersepeda motor oleh 30 ribu pengendara. Anda mengenal dia?

Sunudyantoro, Ivansyah (Kuningan)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus