Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Eskalasi Perlawanan TPNPB-OPM Meluas

TPNPB-OPM berulang kali menyerang bandara setelah penyanderaan pilot Susi Air. Eskalasi konflik di Papua semakin luas.

9 Maret 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aparat Gabungan Polri-TNI masih melakukan kontak tembak dengan Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka menyusul serangan tembakan ke Bandara Bilogai Sugapa di Intan Jaya, 8 Maret 2023. Dok Humas Polda Papua

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Insiden tersebut terjadi ketika pesawat kargo Smart Aviation bernomor registrasi PK-SNG mendarat di Bandara Bilorai, Intan Jaya.

  • Pasukan TNI-Polri masih kesulitan membebaskan pilot Susi Air.

  • TPNPB-OPM meminta upaya diplomasi pemerintah Indonesia melalui saluran resmi mereka.

JAKARTA — Eskalasi perlawanan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM)—pemerintah menyebutnya Kelompok Separatis Teroris—terhadap TNI-Polri semakin luas setelah penyanderaan pilot Susi Air. Terbaru, serangan TPNPB-OPM terhadap pasukan gabungan TNI-Polri di sekitar Bandara Bilorai, Sungai Air Bawah, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah, dua hari lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo, mengatakan, insiden tersebut terjadi ketika pesawat kargo Smart Aviation bernomor registrasi PK-SNG mendarat di Bandara Bilorai pada pukul 07.55 WIT, Selasa, 7 Maret 2023. Saat itu, porter tengah membongkar barang dari pesawat kargo tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kemudian terdengar bunyi tembakan sebanyak lima kali sehingga masyarakat sekitar dengan cepat berlindung ke Pos Polisi Bandara,” kata Benny, Rabu, 8 Maret 2023.

Ia mengatakan, insiden penembakan oleh pasukan TPNPB-OPM di Distrik Sugapa dua kali terjadi pada hari yang sama. Setelah menembaki pasukan TNI-Polri di Bandara Bilorai, kelompok separatis itu lantas menembaki pasukan TNI-Polri yang hendak menuju ke Pos Pasopati J2. Penyerangan ini dilakukan TPNPB-OPM di bawah pimpinan Apen Kobogau dan Apertinus Kobogau. Selanjutnya, pasukan TNI-Polri membalasnya. “Kami juga menduga kelompok tersebut ingin mengganggu aktivitas bandara,” ujar Benny.

Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengatakan, pihaknya bertanggung jawab atas penyerangan tersebut. Sebby mengatakan, serangan itu dilakukan pasukan Komando Daerah Pertahanan VIII Intan Jaya pimpinan Apen Kobogau. “Kami coba rebut bandara untuk putus jalur drop TNI-Polri,” kata Sebby. “Mereka coba kirim pasukan dengan menggunakan pesawat kargo untuk kelabui kami.”

Di samping di Intan Jaya, TPNPB-OPM semakin masif menyerang pasukan gabungan TNI-Polri di beberapa daerah di Papua setelah penyanderaan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Misalnya TPNPB-OPM mengklaim menyerang Bandara Sokopaki, Intan Jaya, kemarin.

Sebby Sambom mengklaim pasukannya menembak satu unit pesawat kecil yang membawa personel TNI-Polri. Mereka juga menembak tiga personel. “Kami akan kuasai bandara agar TNI-Polri menghentikan penambahan pasukan lewat jalur udara,” kata Sebby.

Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih, Kolonel Herman Taryaman, menepis klaim TPNPB-OPM tersebut. “Bandara Sokopaki, Intan Jaya, saat ini dalam kondisi kondusif dan aparat keamanan masih membantu menjaga keamanan,” kata Herman.

Penyanderaan terhadap Philip ini sudah berlangsung 30 hari. TPNPB-OPM menangkap warga Selandia Baru itu di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, pada 7 Februari lalu. Saat itu, Philip membawa lima penumpang dari Bandar Udara Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, menuju Bandara Paro, Nduga. Setelah mendarat, pasukan TPNPB-OPM dari Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma di bawah pimpinan Egianus Kogoya menyandera Philip. Mereka juga membakar pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter PC-6 tersebut. Tapi mereka tidak menahan kelima penumpang pesawat.

TPNPB-OPM menyatakan hanya akan melepaskan Philip ketika pemerintah Indonesia mengakui kemerdekaan Papua. Jika tidak, mereka akan merekrut Philip, lalu menjadikannya instruktur dalam menerbangkan pesawat.

Laksamana Yudo Margono. TEMPO/Magang/Muhammad Fahrur Rozi

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan, pasukannya tak akan menempuh penyelesaian instan dalam menangani konfrontasi TPNPB-OPM di Papua yang semakin luas. Ia mengatakan, TNI mempunyai prajurit berkemampuan khusus dan alutsista mumpuni yang dapat dikerahkan untuk membebaskan Philip. Tapi Yudo tak mengerahkannya dalam sebuah operasi militer karena masih mengedepankan operasi penegakan hukum oleh kepolisian.

“Harus sabar menyelesaikan ini, tidak langsung operasi militer,” kata Yudo di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, kemarin. “Kami tidak mau masyarakat menjadi korban hanya gara-gara ini.”

Menurut Yudo, upaya pembebasan Philip maupun penumpasan Kelompok Separatis Teroris merupakan operasi penegakan hukum di bawah kendali kepolisian. “Ini bukan operasi militer. Ini operasi penegakan hukum sehingga harus tetap mengedepankan hukum,” ujar Yudo.

Ia mengatakan, pasukan gabungan TNI-Polri sangat berhati-hati dalam membebaskan Philip. Sebab, pasukan TPNPB-OPM kerap berkamuflase dengan jalan berbaur dengan masyarakat setempat. Di samping itu, TPNPB-OPM menahan Philip dengan cara berpindah-pindah tempat. “(Pilot) ini dibawa pindah-pindah bersama dengan masyarakat,” ucap Yudo.

Menurut Yudo, TNI-Polri sudah mengendus sejumlah titik persembunyian kelompok Egianus Kogoya yang menyandera Philip. Karena itu, TNI-Polri memperkuat pasukan di sejumlah titik rawan yang menjadi jalur lintas pasukan Egianus.

Selama penyanderaan ini, pemerintah Selandia Baru sempat mengirim tiga diplomat ke Kabupaten Timika, Provinsi Papua Tengah, pada 13 Februari 2023. Ketiganya adalah Wakil Kepala Misi Diplomatik Selandia Baru untuk ASEAN, Brendan Andrew Stanbury dan Patrick John Fitzgibbon, serta Alexander McSporran dari Kedutaan Besar Selandia di Jakarta.

Wellington juga mengutus duta besarnya untuk menemui Yudo Margono. Hasil dari pertemuan itu, kata Yudo, Selandia Baru tetap mempercayakan operasi penyelamatan Philip kepada Indonesia. “Dia menawarkan bantuan, tapi saya masih mampu menyelesaikannya,” ujar Yudo. “Dia berharap pilot ini selamat. Dia tawarkan bantuan diplomasi, tapi saya sampaikan kami tidak diam saja. Kami laksanakan pencarian.”

Aparat gabungan TNI-Polri masih melakukan kontak tembak dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka di Intan Jaya, 8 Maret 2023. Dok Humas Polda Papua

TPNPB-OPM Harapkan Diplomasi Resmi

Kepala Urusan Luar Negeri dan Dewan Diplomatik TPNPB-OPM, Akouboo Amatus Douw, meminta Indonesia tidak mengirim negosiator seperti pendeta dan tokoh masyarakat untuk menemui pasukan TPNPB-OPM di lapangan. Akouboo mengatakan bahwa TPNPB-OPM memiliki jalur komando yang terstruktur.

“Kami punya sayap diplomat, namanya Diplomatic Council, yang berbasis di Australia. Jangan kirim mereka itu (pendeta dan tokoh masyarakat Papua),” kata Akouboo. “Kalau mereka paksa masuk ke wilayah sandera, kami akan tembak. Kami punya hukum revolusi. Kalau orang Papua yang berkhianat, kami tembak.”

Akouboo menjelaskan, sejauh ini ada sejumlah pentolan TPNPB-OPM yang berwenang untuk bernegosiasi jika ingin membebaskan Philip, yaitu Panglima Tertinggi Jenderal Goliat Tabuni, Wakil Panglima Letnan Jenderal Gabriel Melkizedek Awom, Kepala Staf Umum Mayor Terianus Sato, Komandan Operasi Mayjen Lekagak Telenggen, dan Sebby Sambom.

“Kalian cari pasukan di lapangan itu tidak akan ketemu. Mereka tidak akan mau komunikasi,” kata Akouboo. “Silakan Jakarta berdiplomasi dengan kami melalui cara yang resmi.”

Warga Puncak Mengungsi

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Puncak Peniel Wakerkwa mengatakan, penembakan di Distrik Yugumowak dan pengejaran TPNPB-OPM oleh TNI-Polri di Kabupaten Puncak sejak 3 Maret lalu membuat warga di dua distrik mengungsi, yaitu Distrik Yugumowak dan Distrik Mageabume. Warga takut menjadi korban salah sasaran.

“Di tempat penembakan di Distrik Yugumowak, semua warganya meninggalkan kampung halaman,” kata Wakerkwa, Selasa lalu.

Ia mengatakan, warga Yugumowak mengungsi ke Distrik Sinak dan warga Mageabume ke Distrik Agandugume dan Distrik Jambi, Kabupaten Puncak Jaya.

Adapun Akouboo Amatus Douw memastikan bahwa TPNPB-OPM tidak akan menyerang warga yang mengungsi, khususnya orang asli Papua. “Kami bela orang Papua untuk merdeka. Kami lindungi mereka,” kata Akouboo.

ANDI ADAM FATURAHMAN | JUBI.ID

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus