Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ORGANISASI Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), yang berbasis di Paris, menerbitkan hasil penelitian mengenai keterampilan para siswa Indonesia dalam bidang sains, membaca, dan berhitung. Indonesia memperoleh skor 396 untuk kemampuan sains, 371 untuk membaca, dan 379 di bidang matematika.
Nilai Indonesia itu di bawah rata-rata nilai 79 negara yang disurvei. OECD merupakan lembaga yang rutin memberikan pemeringkatan kualitas pendidikan di seluruh dunia melalui Program for International Student Assessment (PISA).
Direktur Pendidikan dan Keterampilan OECD Andreas Schleicher mengatakan Indonesia perlu memastikan pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas. Semua siswa harus dapat mencapai pendidikan tinggi jika diberi dukungan pembelajaran yang tepat. “Termasuk bagi murid yang kurang beruntung. Kemiskinan bukanlah takdir,” ujar Schleicher lewat keterangan tertulis pada Selasa, 3 Desember lalu.
Hasil pengukuran keterampilan siswa Indonesia dalam tiga bidang masih kalah dibanding beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Malaysia dan Brunei Darussalam. Malaysia memperoleh skor 438 untuk sains, 415 untuk membaca, dan 440 di bidang matematika. Adapun Brunei meraih 431 untuk sains, 408 untuk membaca, dan 430 untuk matematika. Kemampuan siswa Indonesia hanya unggul atas pelajar Filipina.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengapresiasi hasil riset OECD. Menurut dia, laporan OECD membuat pemerintah mengetahui sejumlah perkembangan dalam sektor pendidikan di Indonesia. “Hasil penilaian itu menjadi masukan yang berharga untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” kata Nadiem.
Ranking yang Melorot
KEMAMPUAN pelajar Indonesia menguasai keterampilan sains, membaca, dan berhitung tergolong stagnan, bahkan cenderung merosot, sejak diteliti oleh Organisation for Economic Cooperation and Development pada 2006.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo