Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Lagi, gunjingan sudarji

Beramai-ramai anggota fraksi partai persatuan pembangunan membantah pernyataan sudarji (ketua fraksi) yang akan mengubah tanda gambar kabah). (nas)

27 Agustus 1983 | 00.00 WIB

Lagi, gunjingan sudarji
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
ADA gunjingan baru di antara anggota DPR, pekan lalu. Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan Sudardji dikabarkan telah dipanggil dan "didamprat" Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan J. Naro. Pasalnya adalah ucapan Sudardji yang menyatakan Partai Persatuan Pembangunan siap mengubah tanda gambarnya. Alkisah seusai pidato kenegaraan Presiden 16 Agustus di DPR, Sudardji ditemui wartawan yang menanyakan komentarnya mengenai pidato tersebut, khususnya tentang asas tunggal Pancasila. Jawab Sudardji: "Dengan diterimanya Pancasila sebagai satu-satunya asas politik bagi semua kekuatan sosial politik, Partai Persatuan Pembangunan harus siap dengan tanda gambar baru. Konsekuensi dari diterimanya asas tunggal Pancasila itu, menurut dia, berarti tanda gambar Kabah harus diganti. Dia sendiri mengaku telah "siap". Pernyataan itu langsung membuat geger Partai Persatuan Pembangunan. Beramai-ramai anggota Fraksi Persatuan Pembangunan membantah pernyataan Sudardji. "Pernyataan Sudardji itu pernyataan pribadi. Partai Persatuan Pembangunan tidak pernah mengadakan rapat tentang perubahan tanda gambar," kata Amin Iskandar. Sekretaris Fraksi Persatuan Pembangunan Ali Tamin, yang seperti Sudardji berasal dari unsur Muslimin Indonesia, juga membantah. "Kalau asas partai, ya Pancasila. Sedang gambar Kabah itu lambang, identitas. Karena itu, bagaimanapun, lambang Kabah akan tetap dipertahankan," ujarnya. Ketua DPPJ. Naro sendiri kabarnya gusar atas "kelancangan" Sudardji. Sehari setelah pernyataan itu dimuat koran, Sudardji langsung dipanggil Naro. "Pak Naro sangat menyayangkan pernyataan Pak Dardji karena pernyataan itu bukan porsi Fraksi Persatuan Pembangunan. Yang berhak memberikan pernyataan seperti itu hanya DPP," kata Wakil Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan Effendy Somad. Lebih dari itu, Sudardji mengeluarkan pernyataan tanpa berembuk lebih dulu dengan pimpinan fraksi lain. Buat sebagian besar warga Partai Persatuan Pembangunan, tanda gambar Kabah memang memiliki arti sendiri. Banyak yang percaya, berkat gambar itulah Partai Persatuan Pembangunan dalam Pemilihan Umum 1977 dan 1982 bisa memperoleh sekitar 29% suara. "Kabah itu simbol yang mahal. Ia lahir melalui proses yang suci: istikharah (meminta pilihan yang terbaik kepada Tuhan)", kata H. Fachrurrazi, ketua Partai Persatuan Pembangunan DKI Jakarta dan anggota DPR RI. Yang melakukan istikharah itu adalah Rais Aam Partai Persatuan Pembangunan waktu itu, K.H. Bisri Syansuri, sekitar akhir 1976. Putra Almarhum Kiai Bisri, K.H. Sochib Bisri membenarkan soal istikharah tersebut. "Menjelang Pemilihan Umum 1977 itu para tokoh partai sibuk mencari tanda gambar. Beberapa gambar yang diajukan dianggap tidak sesuai. Ada yang menyodorkan gambar alif, masjid, kabah, lantas ada pula yang mengajukan gambar dunia," kata Sochib. Karena prosesnya dianggap bertele-tele, pimpinan Partai Persatuan Pembangunan kemudian sepakat mengamanatkan Kiai Bisri sebagai Rais Aam untuk menentukan gambar yang dipilih. Menurut Sochib, ayahnya kemudian meminta beberapa ulama terkemuka untuk bersama-sama melakukan istikharah. Hasilnya: tanda gambar Kabah yang dipilih. "Karena itu Mbah Bisri selalu gigih mempertahankan lambang Kabah. Sebab gambar itu petunjuk Allah. Tapi kalau petunjuk Allah ini mau diubah, wallahualam," ujar Sochib. Heboh akibat pendapatnya ternyata tak dihiraukan Sudardji. "Saya tidak merasa bersalah. Sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam fraksi, saya berhak menyatakan itu," katanya kalem. Diakuinya, pekan lalu ia memang dipanggil J. Naro, tapi tidak dimaki-maki. "Pak Alamsyah dulu 'kan pernah bilang: Pancasila itu hadiah umat Islam. Kenyataan ini memang benar. Makanya kita harus konsekuen dan justru menjadi pelopor paling depan memakai tanda gambar apa sajalah", katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus