Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Laporan Dari Dua Daerah

Operasi sapujagat membrantas kejahatan-kejahatan yang terjadi di pelembang & lampung a.l kasus perampokan 7 orang bersenjata terhadap uskup j. soudant di palembang.

20 September 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PALEMBANG DI Palembang pernah terjadi pembunuhan dan perampokan Rp 73 juta, tahun ini. Dua perwira ABRI didakwa melakukannya. Tapi itu bukanlah kisah kekerasan terakhir. "Saya sudah mendengar keluh kesah warga kota," kata Walikota Palembang, Drs. H.A. Dahlan HY, "bahwa kota ini makin tak aman." Puncak kejahatan di daerah ini rupanya terungkap di Desa Campang Tiga, Kabupaten Ogan & Komering Ulu (OKU) 20 Agustus yang lalu. Korbannya adalah Uskup Sumatera Bagian Selatan (Sum-Sel, Lampung, Bengkulu dan Jambi), J. Soudant. Rohaniwan ini sedang dalam perjalanan kembali ke Kota Palembang, setelah meresmikan sebuah gereja di Belitang. Mobil Landrover yang dinaiki Uskup Soudant bersama 4 orang tamunya, berikut seorang sopir, tiba-tiba mogok di desa tadi. Di tengah kerumunan penduduk desa, usaha untuk menghidupkan mobil sia-sia. Tapi tiba-tiba dari kerumunan itu muncul 7 orang laki-laki bersenjata api menodong rombongan Uskup. Semua yang tampak berharga disikat para perampok. "Anehnya, penduduk desa membiarkan para perampok itu melucuti kami," tutur Uskup Soudant kepada TEMPO, "malah anak-anak yang menonton ada yang tertawa-tawa melihat perampokan itu." Dan para perampas pun meninggalkan tempat kejadian itu dengan aman. "Saya tidak tahu, mengapa penduduk desa itu tidak bereaksi," tambah Uskup berkebangsaan Belanda ini. Ia sudah 30 tahun berada di daerah itu. Kejadian serupa dalam bentuk yang lebih kecil, rupanya telah menjadi peristiwa biasa. Rusaknya jalan yang menghubungkan Martapura-Kayu Agung memungkinkan para pcncoleng beroperasi. Istilahnya mula-mula minta uang rokok. Tapi kemudian berkembang menjadi perampasan. Semua itu berlangsung di depan mata penduduk desa, bahkan di ujung hidung para petugas kepolisian. Lima hari setelah naas menimpa rombongan Uskup Soudant, di daerah Lahat sebuah truk bermuatan kopi dibajak 6 orang bersenjata api. Sopir, kernet dan 5 penumpangnya dilemparkan ke jurang setelah tangan dan kaki mereka diikat -- dan truk itu dilarikan. Hari berikutnya 5 orang di antara yang diduga sebagai perampasnya ditangkap, berikut senjata dan truk yang mereka larikan. Sementara itu, dalam sidang Komisi A DPRD Sum-Sel 13 September lalu, M. Yusuf Basir, dari Komisi A DPRD Sum-Sel, menyebut contoh kejahatan lain di Campang Tiga seorang dokter Puskesmas setempat dirampok dan pistol seorang camat dirampas. Tapi semua kejadian itu menurut penglihatan Kadapol VI/Sumatera Bagian Selatan, Brigjen Drs. Warsito SH, belum menimbulkan keresahan yang sangat di daerah ini. Sebelum lahir Operasi Sapujagat, pihak kepolisian di daerah ini memang sudah meningkatkan berbagai operasi. Bahkan menurut Warsito, di Kota Palembang sejak beberapa waktu yang lalu, di bagian-bagian yang dipandang rawan, telah dilakukan patroli jalan kaki oleh pihak Polri. Apalagi karena menurut catatan Kepolisian tingkat kejahatan secara keseluruhan di daerah ini pada 1980 ini (hingga Agustus) menurun sekitar 18%, dibanding tahun lalu. "Dengan adanya Operasi Sapujagat, angka-angka itu akan dapat ditekan lagi," kata Kadapol VI. Alasannya Operasi Sapujagat akan memberi kewenangan lebih jauh bagi Polri untuk membuat jera para penjahat. "Selama ini batas waktu penahanan seorang tersangka terbatas," lanjut Warsito. Menurut Kadapol VI, sejauh ini kejahatan yang terjadi hanya berlatar belakang desakan kehidupan sehari-hari. Hal ini dibenarkan Uskup Soudant. "Perampokan di Campang Tiga itu tak ada motif politik maupun agama," kata Uskup itu, "sebab tidak seorang pun di desa itu tahu siapa saya waktu itu." Pembersihan di dalam tubuh Kepolisian Sumatera Bagian Selatan juga dilakukan. Warsito mengambil contoh kejadian di Campang Tiga. Hampir seluruh petugas kepolisian di daerah itu langsung dimutasikan tak lama setelah peristiwa perampokan tadi. Warsito mengakui, selama ini bawahannya yang bertugas di daerah OKU itu, ada yang tak peduli terhadap kejahatan yang berlangsung. LAMPUNG KETERBUKAAN Lampung -- terutama dari Jawa, tampaknya jadi salah satu penyebab banyaknya kriminalitas. Provinsi Ini berpenduduk 4 juta. Tiap hari ada 9 ferry yang menyeberangi Selat Sunda. Meskipun kualitas kejahatan di sini tidak seberani di Sum-Sel, beberapa kejadian cukup membuat repot para petugas keamanan. Perampasan kecil paling banyak terjadi di Lampung Selatan. Pencegatan dengan senjata api di Lampung Utara, Melihat ini semua, Gubernur Yasir Hadibrata pernah mengusulkan agar setiap pendatang ke daerah ini diteliti surat keterangannya waktu turun dari kapal di Pelabuhan Panjang maupun Srengsem. Tapi menurut Danwil 61 Lampung, Letkol. Pol. Ridwan, kesulitan di wilayahnya adalah kurangnya anggota kepolisian. "Untuk 4 juta penduduk Lampung, hanya ada 1.400 anggota Polri," tambah Ridwan. Dan seperti halnya atasannya, Warsito, Danwil Lampung ini memandang Operasi Sapujagat akan sangat berguna untuk menekan jumlah maupun kualitas kejahatan di daerah ini. Selain kejahatan yang dilakukan gerombolan Warman yang bermotif politik beberapa waktu lalu, kriminalitas di Lampung umumnya karena faktor ekonomi belaka. Terutama bila musim panen, dan pendatang semakin banyak berkunjung ke daerah ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus