Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Layar Tancap, Setelah 60 Tahun

Peringatan sumpah pemuda tahun 1988 cukup meriah. pelbagai macam kegiatan diadakan. dalam acara puncak, dipilih lima orang muda yang berkarya & lima pemuda pelopor. diperingati di berbagai pelosok.

5 November 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADA yang baru dalam peringatan 60 tahun Sumpah Pemuda di Balai Sidang Senayan, Jakarta, Sabtu pekan lalu. Sebuah buku kecil 73 halaman dibagikan kepada semua yang hadir. Judulnya, Petunjuk Praktis Pemakaian Ragam Baru Bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga bekerja sama dengan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen P dan K. "Buku itu merupakan bahan informasi bagi masyarakat untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar," kata Menpora Akbar Tanjung. Yang dimuat di situ adalah kumpulan dari lembar kebahasaan, informasi tentang ragam baru bahasa Indonesia yang disebarkan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, sejak tiga tahun yang lalu. "Kami mengambil saat ini sebagai momentum menyebarkannya karena Oktober ini 'kan merupakan bulan bahasa," ujar Akbar lagi. Kantor Menpora sudah mencetak buku itu sekitar 4.000 eksemplar, dan sejak Oktober yang lalu sebagian dikirimkan ke daerah-daerah. Memang jumlah itu terlalu sedikit. Tapi menurut Zainal Arifin, sekretaris panitia peringatan Sumpah Pemuda, diharapkan di daerah buku itu diperbanyak sehingga penyebarannya lebih meluas. Tahun ini, selain menyatakan bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa, ditambah pula dengan kegiatan lain, yaitu Kongres Bahasa Indonesia Ke-5 mulai 28 Oktober sampai 2 November 1988. Semua ini untuk memperingati peristiwa 60 tahun yang lalu. Tepatnya Minggu, 28 Oktober 1928, ketika sekitar 750 pemuda yang mengikuti Kongres Pemuda Ke-2, di gedung Indonesische Clubhuis (sekarang gedung Sumpah Pemuda di Jalan Kramat, Jakarta Pusat) berhasil merumuskan pernyataan: bahwa mereka bertanah air satu, yaitu tanah air Indonesia, berbangsa satu, yaitu bangsa Indonesia. Mereka juga sepakat menjunjung bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Sekalipun kongres itu gagal memfusikan organisasi pemuda peserta kongres, seperti Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Batak Bond, Jong Celebes, Kaum Pemuda Betawi, dan berbagai jong lainnya, toh kesepakatan tadi besar artinya pada perjuangan mencapai kemerdekaan kelak. Peringatan Sumpah Pemuda tahun ini cukup meriah. Sejak awal Oktober yang lalu, misalnya, kantor Menpora di Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta, setiap hari hampir tak pernah lepas dari berbagai kegiatan. Misalnya ada delapan seminar dan dua sarasehan. Dilaksanakan pula berbagai lomba, pertandingan, bazar, dan hiburan. Bukan cuma hiburan tari dan nyanyi, bahkan ada pemutaran film layar tancap di berbagai pelosok Ibu Kota. Pekan olahraga mahasiswa yang sudah sepuluh tahun tenggelam kini kembali dilaksanakan. Ada juga acara yang unik, yaitu pameran ketahanan bermain drum oleh Jelly Tobing di Ancol, Jakarta, 1 Oktober yang lalu. Dengan menggebuk drum terus-menerus selama delapan jam, diharapkan Jelly akan tercantum sebagai pemecah rekor di Guinness Book of Records. Dalam peringatan tahun ini, dipilih lima orang muda yang berkarya. Salah satu yang terpilih adalah Jaya Suprana, humoris, musikus, dan Presiden Direktur Jamu Jago. Dipilih pula lima pemuda pelopor. Salah seorang di antaranya ialah Effendi Soleman 37 tahun, pemuda asal Jakarta. Mulai 26 Juni yang lalu, Effendi berlayar seorang diri dengan perahu dari Jakarta ke Brunei Darussalam pulang-pergi dengan menghabiskan waktu 105 hari. Kesepuluh orang yang berprestasi menonjol itu, di depan lima ribuan hadirin, dalam acara puncak peringatan Sumpah Pemuda di Balai Sidang telah menerima penghargaan dari Presiden Soeharto. A.N. dan Rustam F. Mandayun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus