Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie mengatakan, konsep SMA Unggulan Garuda akan menyerupai sekolah asrama. Sekolah asrama itu akan dibangun di daerah-daerah yang belum memiliki SMA berkualitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pembangunan SMA Unggulan Garuda bukan di kota. Akan di desa-desa dan pelosok daerah,” kata Stella di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Stella mengatakan, tujuan SMA Unggulan Garuda menerapkan sekolah asrama adalah untuk mencetak calon-calom pemimpin bangsa. Calon pemimpin tersebut harus mempunyai wawasan global maupun kepekaan lokal. "Menumbuhkan kepekaan lokal itu dengan menempatkan SMA Unggulan Garuda berada di desa. Dengan begitu, ada harapan para murid memiliki kepekaan terhadap masalah lokal, jadi bisa hidup bersama dan mengemban pendidikan berkualitas. Juga melihat (dari dekat masalah) masyarakat kita,” kata dia.
Salah satu upaya menumbuhkan kepekaan lokal itu dengan membuat ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler itu nantinya akan dirancang untuk bersinggungan dengan masyarakat lokal. Namun, Stella belum menjelaskan jenis ekstrakurikuler itu.
Menurut Stella, tujuan pembangunan SMA Unggulan Garuda untuk memberikan akses bagi setiap orang menikmati sains dan teknologi. SMA Unggulan Garuda ini akan mengutamakan anak dari kelompok ekonomi menengah ke bawah menjadi murid.
Selain itu, SMA Unggulan Garuda diharapkan dapat membentuk ekosistem sains dan teknologi tersebut. Sehingga, kata Stella, mampu mencetak orang-orang hebat. “Jadi tujuan utamanya memberikan akses,” ujarnya.
Kemendiktisaintek sebelumnya merencanakan empat daerah yang akan dibangun SMA Unggulan Garuda pada 2025. Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan program ini merupakan bagian dari percepatan pemerintah di bidang pendidikan.
"Nah, SMA unggulan sendiri mulai tahun ini akan dimulai untuk merancang dan membangun di empat lokasi untuk yang baru," kata Satryo dalam Taklimat Media Kemendiktisaintek 2025, di Graha Diktisaintek, Jakarta, Jumat, 3 Januari 2025.
Satryo menjelaskan bahwa dari empat lokasi yang direncanakan, tiga di antaranya sudah hampir pasti, yakni Nusa Tenggara Timur, Bangka Belitung, dan Sulawesi Utara. Sementara itu, satu lokasi lainnya, yaitu Ibu Kota Nusantara (IKN), masih dalam tahap pembahasan.
Sebelumnya, Satryo mengatakan bakal memulai program SMA Unggulan di awal 2025. Kemendiktisaintek akan membangun setidaknya 40 SMA Unggulan Garuda hingga 2029. Dia belum merinci lokasi puluhan sekolah unggulan tersebut.
"Sekolah Unggulan Garuda sudah diproses untuk bisa dimulai awal 2025. Kami ingin punya sekolah terbaik untuk anak bangsa," kata Satryo usai rapat koordinasi tingkat menteri di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, pada Senin, 30 Desember 2024.
Satryo mengatakan, pembangunan SMA Unggulan Garuda ini ditujukan untuk mewadahi pelajar Tanah Air yang pintar. "Jadi ini betul-betul upaya kami memberi ruang untuk teman-teman yang pintar, hebat, (sehingga) dapat pendidikan yang sesuai," ujarnya.
Lulusan pelajar SMA Unggulan Garuda, katanya, akan diarahkan untuk masuk ke perguruan tinggi kelas dunia. Karena itu, dia mengatakan, bahwa negara membutuhkan para pelajar tersebut. Namun, dia belum menjelaskan klasifikasi siswa yang bisa mendaftar ke SMA Unggulan Garuda. Dia hanya mengatakan jika secara prinsip SMA Unggulan Garuda berbeda dengan sekolah pada umumnya.
"Keunggulannya (tinggal) di asrama. Mereka dilatih untuk bisa masuk ke perguruan tinggi kelas dunia ke depan," kata Satryo.
M. Rizki Yusrial berkonstribusi dalam penulisan artikel ini.