Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mahfud Md Nilai Pembredelan Pameran Yos Suprapto Mengekang Kebebasan Berekspresi

Mahfud Md berharap kejadian serupa tidak kembali terulang. Dia pun mengingatkan agar pemerintah melindungi kebebasan berekspresi.

21 Desember 2024 | 19.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md menyayangkan tindakan pelarangan pameran tunggal pelukis Yos Suprapto di Galeri Nasional. Pelarangan itu menjadi sorotan publik dalam dua hari terakhir. Menurut Mahfud, tindakan tersebut merupakan bentuk pengekangan kebebasan berekspresi dan seharusnya tidak perlu terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ke depannya harus bisa saling menghargai antara pemerintah dan rakyat yang mau berkreasi lewat karya seni,” ujar Mahfud saat ditemui usai menghadiri acara HUT ke-18 Partai Hanura, di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu, 21 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mahfud mengatakan karya seni dalam bentuk lukisan adalah bentuk pengungkapan ekspresi. Hal itu, ujar dia, dijamin dalam konstitusi. Namun demikian, menurut Mahfud, beberapa bentuk ekspresi juga punya batasannya. “Saya sendiri tidak melihat seperti apa lukisan itu, tapi saya membacanya ada perbedaan dalam menilai sebuah karya,” kata Mahfud.

Mahfud berharap kejadian serupa tidak kembali terulang. Dia pun mengingatkan agar pemerintah melindungi kebebasan berekspresi dan menyampaikan aspirasi dalam berbagai bentuk. “Kebebasan berekspresi dan berkreasi itu harus dilindungi oleh semua institusi pemerintah,” kata dia.

Adapun Seniman Yos Suprapto menyatakan tidak ada yang salah dengan karyanya dalam pameran tunggal di Galeri Nasional. Dia mengatakan semua karya yang dipamerkan juga telah melewati proses kurasi.

“Pameran saya yang bertajuk kebangkitan tanah dan kedaulatan pangan, jelas sekali mengusung isu-isu sosial yang saya rangkum dalam bentuk visual. Bagi saya isu sosial itu tidak bisa dipisahkan dari hukum sebab-akibat seperti halnya ilmu eksakta," kata Yos di Gedung YLBHI Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 21 Desember 2024.

Selama proses kurasi karya, Yos menyebut bekerja sendirian karena kurator pameran memutuskan mundur. Dia berjibaku untuk memajang 30 karyanya dalam pameran yang rencananya akan dibuka secara umum Kamis malam, 19 Desember 2024. Namun ternyata pameran tunggal ini tidak jadi dihelat sebab ruang galeri dikunci dan lampunya dimatikan.

Kurator pameran ini sebelumnya adalah Suwarno Wisetrotomo. Namun dia memutuskan untuk mundur karena tidak sepakat dengan Yos terhadap karya-karya di pameran ini. “Menurut pendapat saya, ada dua karya yang terdengar seperti makian semata, terlalu vulgar, sehingga kehilangan metafora yang merupakan salah satu kekuatan utama seni dalam menyampaikan perspektif,” kata Suwarno melalui pernyataan resminya, Jumat, 20 Desember 2024.

Suwarno menilai perannya sebagai kurator sangat sentral. Dia harus mengatur supaya tema dan karya yang dihasilkan dalam pameran tersebut memiliki keselarasan terhadap konsep awal. “Bagi saya sebagai seorang kurator, pendapat saya penting untuk dipertimbangkan oleh seniman,” ucap Suwarno.

Alif Ilham Fajriadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus