Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Calon Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mendapat dukungan dari pemilik suara di wilayah Sumatera.
Sebagian pengurus PSSI mengalihkan dukungan dari Mochamad Iriawan ke Erick Thohir.
La Nyalla Mattalitti, pesaing Erick Thohir, juga menggalang dukungan ke pengurus PSSI daerah.
DUA pekan setelah mendaftar sebagai calon Ketua Umum PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), Erick Thohir menjamu tetamunya di Hotel Pullman Jakarta Central Park, Ahad malam, 29 Januari lalu. Di hadapan setidaknya pengurus sepuluh asosiasi provinsi PSSI dan sembilan klub asal Sumatera yang hadir, Menteri Badan Usaha Milik Negara itu lalu memaparkan visi dan misinya.
Effendi Syahputra, Wakil Ketua Karo United Football Club, yang berlaga di Liga 2, bercerita bahwa Erick juga mendengarkan masukan dan keluhan asosiasi provinsi (asprov) dan klub dalam persamuhan dua jam itu. Erick berjanji menindaklanjuti masukan dari mereka. “Dia menyatakan tim yang dipilihnya bakal susah tidur,” kata Effendi, Kamis, 9 Februari lalu.
Menurut Effendi, pertemuan itu diinisiasi oleh sejumlah asprov dan klub sepak bola di Sumatera yang ingin mendengarkan visi dan misi Erick Thohir. Ia menyatakan selama ini pulau itu menjadi salah satu basis pendukung Erick dalam Kongres Luar Biasa PSSI, yang digelar pada Kamis, 16 Februari 2023. Pesan itu disampaikan kepada Arya Sinulingga, anggota staf khusus Erick yang juga pendiri Karo United.
Baca: Manuver Erick Thohir Menjadi Ketua Umum PSSI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027, La Nyalla Mahmud Mattalitti dalam pertemuan yang bertajuk "Asprov PSSI Strategic Role, LaNyalla Vision" di Hotel Sultan, Jakarta, 7 Februari 2023. Antara/Reno Esnir
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jauh sebelum mendaftar sebagai calon ketua umum pada 16 Januari lalu, Erick disinyalir kerap mendekati klub-klub dan asprov PSSI di Sumatera. Manuver mengegolkan Erick tercium setelah terjadi tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang pada 1 Oktober 2022. Pasca-tragedi di stadion di Malang, Jawa Timur, itu, muncul desakan agar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan anak buahnya mundur.
Erick dikabarkan bergerak lewat tim yang salah satunya diisi Nirmala Dewi. Ia anggota staf khusus Erick saat menjabat Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee. Nirmala juga mantan Direktur Marketing dan Promosi Sriwijaya FC.
Kepada Tempo pada awal Desember 2022, Nirmala menyatakan tak diinstruksikan Erick untuk menggalang dukungan. Namun ia berinisiatif melobi kelompok asosiasi provinsi PSSI dan sejumlah klub di Sumatera. “Alhamdulillah responsnya cukup baik,” ucap Nirmala. Sriwijaya dan Semen Padang FC menjadi dua klub yang paling awal yang mendukung Erick.
Saat mendaftar, Erick juga didampingi sejumlah voter dari Sumatera, seperti Presiden Sriwijaya FC Hendri Zainuddin. Datang pula sejumlah selebritas yang menjadi pemilik klub bola, seperti Raffi Ahmad (RANS Nusantara) dan Atta Halilintar (Bekasi FC), hingga putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, yang menjadi bagian dari Persis Solo.
Erick membawa jargon akan membersihkan tubuh PSSI yang ia sebut sudah terlalu lama kotor. "Saya sudah berulang-ulang, ini perlu nyali, untuk kembali, bersih-bersih. Kita harus ciptakan sepak bola yang bersih dan berprestasi," kata bekas pemilik klub asal Italia, Inter Milan, yang dekat dengan Presiden Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Gianni Infantino itu pada Rabu, 1 Februari lalu.
Sejumlah pengurus PSSI pun ikut merapat ke kubu Erick, antara lain Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi; anggota Komite Eksekutif PSSI, Juni Rachman, Pieter Tanuri, dan Yoyok Sukawi; dan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru Ferry Paulus. Mereka ikut hadir dalam pertemuan tertutup Erick dengan para voter dari Sumatera di Hotel Pullman, akhir Januari lalu.
Banyak pengurus PSSI awalnya mendukung Mochamad Iriawan. Sejumlah petinggi PSSI yang ditemui Tempo pekan lalu menyatakan konstelasi dukungan berubah setelah Iriawan mengumumkan tak akan maju lagi sebagai calon ketua umum dalam rapat internal PSSI awal tahun ini.
(Baca: Cara Mochamad Iriawan Mempertahankan Kursi Ketua Umum PSSI)
Orang dekat Erick menyebutkan para pengurus PSSI kini mengalihkan dukungan dan menjadi bagian tim sukses Menteri BUMN. Yunus Nusi, Juni Rachman, dan Pieter Tanuri juga mendaftar sebagai calon anggota Komite Eksekutif PSSI.
Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dan Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, mengkritik kedekatan Erick Thohir dengan para pengurus PSSI. Salah satu sebabnya, pengurus PSSI ikut bertanggung jawab terhadap tragedi Kanjuruhan. “Jangan lupa, TGIPF merekomendasikan pengurus dan Komite Eksekutif PSSI mundur,” ujar Akmal.
Yunus Nusi enggan berkomentar tentang kedekatan pengurus PSSI dengan Erick Thohir. "Untuk sementara saya free dulu dari pemberitaan sampai dengan kongres," kata Sekretaris Jenderal PSSI itu pada Jumat, 10 Februari lalu.
Erick Thohir tak menanggapi permintaan wawancara yang dilayangkan Tempo mengenai pertemuan tersebut. Arya Sinulingga mengatakan bahwa Erick hanya memenuhi undangan voter. “Apakah ada orang lama, itu kan voter yang didatangi Pak Erick,” ucap Arya, Sabtu, 11 Februari lalu.
Sejumlah sumber yang mengetahui proses Kongres Luar Biasa PSSI menyebutkan pendekatan para pengurus PSSI dengan Erick terjalin lewat Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali. Selain kerap bersama di kabinet, keduanya dekat karena aktivitas di dunia olahraga. Erick adalah Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia dan anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Belakangan, Erick sebagai Menteri BUMN dianggap banyak membantu dunia olahraga. Sejumlah BUMN juga menjadi sponsor utama beberapa cabang olahraga. Bank Mandiri, misalnya, menjadi sponsor Indonesia Basketball League. Bank BNI mendukung tim nasional bulu tangkis Indonesia. Adapun BRI menaja Liga 1 Indonesia.
Orang dekatnya mengatakan Erick juga akan memasukkan Zainudin Amali ke paket kepengurusan PSSI. Paket ini terdiri atas dua wakil ketua umum dan beberapa anggota Komite Eksekutif PSSI. Amali mendaftar sebagai Wakil Ketua Umum PSSI.
Anggota staf khusus Erick Thohir di Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, membantah bila bosnya disebut menyiapkan paket khusus untuk kepengurusan PSSI berikutnya. “Sampai hari ini Pak Erick tak bisa campur-campur paketnya siapa karena proses pemilihan langsung dari voter,” ujarnya.
Adapun Zainudin Amali tak menampik kabar kedekatan hubungannya dengan Erick. "Untuk implementasi desain besar olahraga nasional, kita butuh dukungan BUMN," kata Amali. Politikus Golkar itu membantah jika kepengurusan PSSI disebut bakal ditentukan dalam satu paket. Ketua umum, wakil ketua umum, dan Komite Eksekutif dipilih terpisah. “Pemilihannya kan tak berbarengan,” ucap Amali.
Duet dua anak buah Presiden Joko Widodo di PSSI, federasi yang pada musim 2019-2020 mengelola perputaran uang hingga Rp 1,35 triliun, bisa saja terjadi. Seperti Erick Thohir, Zainudin Amali ikut bermanuver agar bisa menjadi Wakil Ketua Umum PSSI. Pada Jumat, 3 Februari lalu, ia mengumpulkan sejumlah pengurus PSSI dan pemilik suara di wilayah Pulau Jawa, yaitu pengurus klub Liga 1 sampai Liga 3.
Undangan yang didapat Tempo menyebutkan acara itu merupakan focus group discussion bertema penyempurnaan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional. Penyelenggara pertemuan di Hotel Pullman, Jakarta Barat, itu adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga yang dipimpin Zainudin Amali.
Dalam sambutannya, Amali meminta Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi tak perlu khawatir. "Pak Yunus Nusi, ada dua tempat (Wakil Ketua Umum PSSI), jadi Bapak jangan khawatir. Masih ada slotnya, tergantung garis tangan,” ujar Amali. Ucapan itu disambut tempik sorak peserta pertemuan.
Acara itu tak hanya sekali digelar. Empat hari sebelumnya, Amali menemui 19 pemilik suara di Hotel Novotel Palembang. Pada Jumat, 10 Februari lalu, ia juga menemui 28 voter dari wilayah Indonesia timur di Merusaka Nusa Dua, Bali.
Sejumlah kalangan mempersoalkan manuver Zainudin Amali itu. Calon Wakil Ketua Umum PSSI, Yesayas Oktavianus, menuding acara itu merupakan penggalangan dukungan berkedok kegiatan pemerintah. "Kenapa yang diundang hanya pemilik suara?" kata Yesayas pada Kamis, 9 Februari lalu.
Namun Amali membantah jika acara itu disebut merupakan upaya penggalangan dukungan. Ia mengklaim tak tahu siapa saja yang diundang ke pertemuan tersebut. "Yang buat undangannya dari PSSI," tutur Amali.
Baca: Sumber Duit PSSI dan Klub Sepak Bola Indonesia
Konflik Kepentingan dalam Pemilihan Ketua Umum PSSI
SUASANA di ruang Lagoon Garden Hotel Sultan, Jakarta Pusat, mendadak bergairah pada Selasa malam, 7 Februari lalu. Saat itu calon Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, berjanji memberikan Rp 1 miliar per tahun untuk setiap asosiasi provinsi PSSI jika ia terpilih. “Untuk menjalankan program-program yang saya sampaikan,” kata La Nyalla.
Dalam acara bertajuk “Asprov PSSI Strategic Role” yang dihadiri setidaknya oleh 25 pengurus asosiasi provinsi PSSI itu, La Nyalla menyampaikan visi-misinya. Kampanye Ketua Dewan Perwakilan Daerah itu berakhir pukul sepuluh malam. Tapi La Nyalla langsung membuat pertemuan tertutup dengan jumlah peserta lebih sedikit.
Kepada Tempo, La Nyalla mengaku bahwa pertemuan itu sebatas temu rindu. La Nyalla pernah memimpin PSSI pada 2015-2016. Namun pemerintah tak mengakui kepengurusan La Nyalla dan membekukan PSSI. Intervensi pemerintah membuat federasi sepak bola dunia, FIFA, menjatuhkan sanksi kepada PSSI dan tim nasional Indonesia. Sanksi itu dicabut pada Mei 2016.
La Nyalla mengaku kerap menemui pemilik suara untuk menggalang dukungan. Pada 22 Januari lalu, ia menemui delapan pemilik suara dari Jawa Timur. La Nyalla pernah memimpin asosiasi provinsi PSSI di provinsi itu. Ketua Asosiasi Provinsi Jawa Timur Ahmad Riyadh termasuk yang memberikan dukungan kepada La Nyalla agar bisa berlaga dalam Kongres Luar Biasa PSSI.
Baca: Derita Pemain Sepak Bola Setelah Tragedi Kanjuruhan
Selain dari Jawa Timur, La Nyalla mengaku mendapat surat dukungan dari Persela Lamongan serta Asosiasi Provinsi Sulawesi Utara dan Papua Barat. "Saya sudah mengetahui siapa yang benar-benar mendukung saya dan yang tidak. Insya Allah saya menang," tuturnya.
Saat mendaftar sebagai calon Ketua Umum PSSI pada 13 Januari lalu, La Nyalla didampingi oleh Presiden Persiba Balikpapan Gede Widiade dan pembina Asosiasi Provinsi Lampung, Bustami Zainudin. Keduanya mendaftar dalam bursa pengurus PSSI periode 2023-2027.
Pejabat negara yang berminat mengurus PSSI bukan hanya Erick Thohir, La Nyalla Mattalitti, dan Zainudin Amali. Selain mereka, ada Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo dan anggota staf khusus Erick Thohir, Arya Sinulingga. Keduanya berniat menjadi calon anggota Komite Eksekutif PSSI.
Status mereka sebagai pejabat negara oleh sejumlah kalangan dianggap berpotensi memunculkan konflik kepentingan. Calon Wakil Ketua Umum PSSI, Yesayas Oktavianus, bahkan mengirim surat keberatan ke FIFA. Ia menuding keberadaan pejabat pemerintah di bursa pengurus PSSI sebagai bentuk intervensi pemerintah serta melanggar Pasal 14 dan 19 Statuta FIFA.
“Kalau terpilih, mereka akan membuat keputusan strategis. Itu bisa jadi bentuk intervensi pemerintah,” ujar Yesayas. Besarnya potensi konflik kepentingan itu juga dibenarkan oleh Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali. “Ini rawan mendatangkan sanksi karena FIFA sangat alergi terhadap intervensi pemerintah," katanya.
Akmal ragu Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI akan memunculkan Ketua Umum PSSI yang mampu memajukan sepak bola nasional. Belum lagi muncul isu soal money politics atau politik uang menjelang KLB PSSI. Ia menilai potensi penggunaan duit negara dalam kontestasi itu cukup besar. “Ujungnya, KLB bukan perang visi-misi, tapi perang duit,” ucapnya.
Baca: Jawaban Erick Thohir soal Calon Ketua Umum PSSI
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Zainudin Amali menghadiri acara 100 hari menuju Piala Dunia U-20 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, 9 Februari 2023. Bagus/kemenpora.go.id
Zainudin Amali membenarkan kabar soal munculnya potensi konflik kepentingan jika ia terpilih sebagai Wakil Ketua Umum PSSI. Ia mengklaim siap menanggalkan jabatannya di kabinet jika terpilih dalam Kongres Luar Biasa PSSI. "Kalau terpilih, saya akan lapor Pak Presiden. Kalau konsekuensinya harus meninggalkan Kemenpora karena saya berfokus di sepak bola, ya sudah," ujar Amali.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo