Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Sejumlah pejabat mempertanyakan pengembangan vaksin Nusantara yang didorong Terawan Agus Putranto.
Metode dendritik dalam vaksin Nusantara dibawa oleh mantan staf Terawan, Taruna Ikrar.
Sejumlah peneliti merasa nama mereka dicatut dalam daftar tim peneliti vaksin Nusantara.
HAMPIR tiga bulan lengser sebagai Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menghadiri rapat pembahasan vaksin produksi dalam negeri yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Dalam rapat yang digelar secara daring dan luring tersebut, Terawan memaparkan perkembangan vaksin Nusantara. “Beliau memang menjelaskan soal vaksin Nusantara,” ujar Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri kepada Tempo pada Jumat, 5 Maret lalu.
Firli hadir dalam pertemuan yang dipimpin oleh Ketua KPC-PEN sekaligus Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, itu. Hadir juga Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dan peneliti vaksin Nusantara dari Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi, Semarang. Menurut Firli, tim peneliti vaksin Nusantara juga memaparkan hasil kajian sementara.
Vaksin Nusantara menggunakan metode berbasis sel dendritik—bagian dari sistem imun bawaan yang berpatroli di dalam tubuh untuk mendeteksi penyusup, seperti bakteri atau virus, dan melahapnya. Metode ini dikembangkan oleh perusahaan asal Irvine, California, Amerika Serikat, Aivita Biomedical Inc. Aivita memberikan lisensi kepada PT Rama Emerald Multi Sukses, perusahaan asal Surabaya, untuk mengembangkan penelitian vaksin dendritik di Indonesia. Penelitian ini juga melibatkan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, RSUP dr. Kariadi, dan Universitas Diponegoro.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo