Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menunjukkan perhatiannya atas perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah-sekolah dan lingkungan pendidikan. Jokowi menyatakan khawatir atas kasus-kasusnya yang bahkan sampai memakan korban jiwa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi menyampaikan itu saat membuka Kongres XXIIII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 2024, Sabtu 2 Maret 2024. "Biasanya kasus 'bullying' (perundungan) ini ditutup-tutupi untuk melindungi nama baik sekolah. Saya kira yang baik adalah menyelesaikan dan memperbaiki," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Jokowi, kasus perundungan tidak boleh terjadi lagi dan dibiarkan berlarut. Sekolah, dia menekankan, harus menjadi tempat yang aman bagi siswa untuk belajar, bertanya, berkreasi, bermain, dan bersosialisasi.
"Jangan sampai ada siswa yang takut, ketakutan di sekolah. Jangan sampai ada siswa yang tertekan di sekolah, dan tidak betah di sekolah," kata Jokowi.
Presiden menaruh harapan besar kepada para guru untuk menjadi ujung tombak dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi siswa. Ia meminta para guru mengutamakan tindakan pencegahan agar kasus perundungan tidak terjadi.
Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa pendidikan dan pembangunan kemampuan serta karakter SDM penting untuk mencetak bonus demografi yang berkualitas demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Seperti diketahui, dua kasus bullying mencuat ke publik belakangan ini. Pertama terjadi di antara siswa SMA Binus Serpong, Tangerang Selatan. Kedua di Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Mojo, Kediri.
Dalam kasus kedua itu korbannya sampai meninggal karena luka-luka yang dialami. Pada kasus itu pula didapat kesaksian sang ibu kalau anaknya sempat memohon untuk dipulangkan karena ketakutan.