Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

TPNPB OPM Bilang Pendulang Emas Ilegal Sudah Masuk ke Papua Sejak 2017

TPNPB OPM menuding para pendulang emas itu bagian dari agen militer Indonesia. Jadi alasan untuk menyerang dan membunuh.

11 April 2025 | 20.13 WIB

TPNPB-OPM Kodap Yahukimo pimpinan Semut B. Sobolim di Yahukimo, Papua Pegunungan, 9 April 2025. Dok. TPNPB-OPM
Perbesar
TPNPB-OPM Kodap Yahukimo pimpinan Semut B. Sobolim di Yahukimo, Papua Pegunungan, 9 April 2025. Dok. TPNPB-OPM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan para pendulang emas ilegal telah menetap di Papua sejak 2017. Dia mengatakan, pendulang emas ilegal itu berada di Distrik Korowai dan Distrik Bayabiru, pedalaman Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sebby mengklaim bahwa pendulang emas ilegal itu bukan orang asli Papua. Mereka, ujarnya, merupakan pendatang dari berbagai pulau di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia para pendulang emas itu bagian dari agen militer Indonesia. Dia mengaku kelompoknya pernah menemukan kepemilikan pistol dan peluru milik pendulang emas ilegal tersebut.

Sebby menduga kepemilikan senjata api itu lantaran adanya bantuan dari tentara dan polisi Indonesia. "Mereka dibeking oleh tentara dan polisi Indonesia," kata Sebby melalui pesan suara, Jumat, 11 April 2025.

Kelompok bersenjata itu tidak suka keberadaan pendulang emas ilegal di Papua. Menurut Sebby, kegiatan para pendulang emas itu telah mencuri kekayaan alam di Bumi Cenderawasih.

"Mereka juga menghancurkan hutan, pohon-pohon, jalan hancur. Hewan yang berlindung lari ke tempat lain," ujarnya. Sebby mengklaim, bahwa pada 2019 kelompoknya pernah menyerang pendulang emas ilegal di Papua.

Kasus terakhir, OPM tercatat kembali menyerang dan membunuh belasan warga sipil yang berprofesi sebagai pendulang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan, sejak 6 April 2025.

Sebby mengatakan, tindakan itu didasarkan pada pernyataan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan kepemilikan pistol oleh pendulang emas tersebut. "Kami punya bukti-bukti kuat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan membantah tudingan OPM. Dia berujar, bahwa para pendulang emas itu bagian dari warga sipil. 

Menurut dia, tidak ada keterkaitan antara TNI dan pendulang emas tersebut. "Tidak ada prajurit TNI di lokasi tersebut," katanya saat dihubungi, Jumat, 11 April 2025.

TNI telah mengevakuasi dua warga sipil yang menjadi korban tewas. Jenazah kedua korban itu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Dekai. 

Dia mengatakan, saat ini pihaknya masih mendata korban tewas dan luka-luka akibat serangan tersebut. TNI juga melanjutkan evakuasi para korban dan warga sipil yang masih menetap di Yahukimo, usai serangan oleh OPM.

Novali Panji Nugroho

Lulus dari Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bergabung dengan Tempo pada September 2023. Kini menulis untuk desk Nasional, mencakup isu seputar politik maupun pertahanan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus