Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Pemilih pemula di daerah pemilihan Jawa Tengah 6 menjadi primadona para calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Mereka menilai pemilih pemula di daerah pemilihan yang kerap disebut basis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu lebih gampang didekati ketimbang pemilih senior karena pemilih senior memiliki kecenderungan dekat dengan kader partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Calon legislator dari Partai Golkar, Rina Fitri, mengatakan optimistis bisa mendapatkan loyalis dari pemilih muda di kandang banteng ini. Rasa optimistis itu terbangun karena ia memandang pemilih milenial lebih condong melihat profil calon ketimbang asal partainya. Ia mengatakan saat ini peta persaingan pemilu bukan lagi antarpartai politik semata, melainkan rivalitas di antara calon legislator, baik satu partai maupun berbeda partai. "Ini kesempatan bagi pendatang baru untuk bersaing," kata Rina, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rina sudah dua kali maju sebagai calon anggota Dewan pada Pemilu 2009 dan Pemilu 2019. Pada 2009, ia gagal lolos ke Senayan. Dari pengalaman itu, Rina mengaku lebih siap pada pemilu kali ini. Dirinya sudah menyiapkan strategi jitu untuk mengalahkan calon legislator lainnya. Salah satu strategi dia adalah membentuk tim pemenangan dari tingkat kabupaten hingga desa dan kelurahan. Tim pemenangan ini menjadi tim inti Rina di setiap daerah. Selain tim inti, Rina memiliki tim bayangan yang bertugas mendekati pemilih. "Saya memperluas jangkauan sosialisasi dengan target wilayah pedesaan dan pemilih pemula," ujarnya.
Strategi lainnya adalah Rina mendekati tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh budaya yang berpengaruh di setiap daerah. Kepada mereka, Rina selalu menggemakan jargon politik bahwa dirinya peduli terhadap pemberdayaan perempuan, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kreatif.
Serupa dengan Rina, calon legislator dari Partai Solidaritas Indonesia, Eric Widjaja, juga berusaha menyasar pemilih pemula. Kepada mereka, Eric selalu mensosialisasi visi-misi dirinya, yaitu mengedepankan toleransi dan menghilangkan diskriminasi. Ia optimistis, dengan jargon ini, dirinya akan dipilih masyarakat.
Menurut Eric, jargon tersebut mudah berterima di masyarakat karena saat ini sikap intoleransi tengah merebak di mana-mana, termasuk di daerah pemilihan Jawa Tengah 6. Ia yakin jargon politik ini bakal menjadi magnet bagi para pengusaha, tokoh masyarakat, dan kelompok milenial untuk mendukung dirinya. "Kami sebagai partai muda menolak perda syariah dan poligami. Mereka tahu hal ini penting," kata Eric.
Sebagai partai baru, Eric yakin partainya bisa merebut suara dari para loyalis PDIP. Ia menargetkan mampu mendapat sekitar 120 ribu suara agar bisa lolos ke Senayan.
Pada pemilu kali ini, Rina dan Eric bersaing dengan 109 calon legislator lainnya untuk memperebutkan 2,9 juta pemilih di daerah pemilihan Jawa Tengah 6, yang meliputi Kabupaten Wonosobo, Purworejo, Temanggung, Magelang, dan Kota Magelang. Pesaing terkuat keduanya di antaranya Abdul Kadir Karding dari Partai Kebangkitan Bangsa, Nusyirwan Soejono dari PDIP, Ahmad Mumtaz Rais dari Partai Amanat Nasional, serta artis Nafa Indria Urbach dari Partai NasDem.
Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Wawan Mas’udi, mengatakan, agar calon legislator dapat merebut suara di basis PDIP itu, mereka harus memiliki gagasan yang segar dan program yang mencerdaskan masyarakat. Calon legislator juga harus memahami kebutuhan dan potensi di daerah pemilihan tersebut. "Misalnya di Magelang, calon legislator harus bisa menangkap potensi wilayah tersebut untuk dibawa ke tingkat nasional," katanya. SHINTA MAHARANI | MAYA AYU PUSPITASARI
Berebut 2,9 Juta Suara
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo