Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Naik, naik, haji akbar

Karena terjadi devaluasi rupiah, berdasarkan kepres no.18/1983, ongkos naik haji naik dari Rp 754.870 menjadi Rp 3.075.576.

16 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA calon haji akhirnya terserempet juga oleh devaluasi rupiah. Lewat Keppres No. 18/1983 ongkos naik haji (ONH) yang sebelumnya ditetapkan Rp 2.320.700, kini dinaikkan menjadi Rp 3.075.570, suatu kenaikan sebesar Rp 754.870. Besar ONH tahun lalu adalah Rp 2.110.000. Alasan kenaikan itu, menurut Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Burhani Tjokrohandoko, karena 95% komponen ONH berupa dollar dan real Arab Saudi. Hanya 5% yang dibelanjakan di dalam negeri. Kenaikan jumlah tersebut untuk menyesuaikan dengan devaluasi rupiah 30 Maret lalu. "Angka dollarnya tetap, yang berubah adalah jumlah rupiahnya," kata Burhani. Lebih dari separuh komponen ONH (51,60%) adalah untuk ongkos tiket Jakarta-Jeddah pulang pergi, yang mencapai 1.652 dollar AS. Biaya perbekalan dan pelayanan, sebagian besar untuk pembiayaan di Arab Saudi menelan 45,93%. Antara lain ongkos angkutan darat 295 real, sewa rumah di Mekah dan Madinah 1.400 real, sewa Wisma Haji di Jeddah 80 real dan uang saku selama 35 hari. "Biaya hidup di Saudi sebenarnya tetap saja," kata Burhani pekan lalu. "Hanya ada persoalan baru sekarang: banyak rumah syaikh yang biasa kita sewa kini digusur. Itu yang akan kita lihat nanti, bagaimana pemecahannya," sambungnya. Sejak lama banyak orang yang mengeluh ONH yang ditetapkan pemerintah terlalu tinggi. Hingga walau telah dilarang, masih banyak swasta yang berusaha menerobos larangan ini dengan menawarkan tarif yang lebih murah, terutama untuk ibadat umroh. Banyak di antara usaha swasta tersebut yang kurang bonafide hingga selalu saja setiap kali muncul berita adanya jamaah umroh yang ditelantarkan. Namun beberapa pengusaha menganggap tarif ONH tersebut layak dan wajar. "Kami saja yang menyelenggarakan umroh selama hanya 16 hari memperhitungkan biaya Rp 2 juta lebih," kata Djamal Akbar, wakil sekretaris Konsorsium Patuna (Panatraco, Tunas Indonesia dan Natrabu), yang ditunjuk resmi oleh Garuda untuk menangani pelaksanaan umroh. Secara nasional, calon haji yang mendaftarkan diri sampai 30 Maret lalu berjumlah 7.711 orang, 1.353 di antaranya berasal dari Jakarta. Kenaikan biaya ONH rupanya membuat sebagian calon mundur teratur. "Sudah mulai ada calon yang menarik diri," kata seorang petugas di Direktorat Penyelenggaraan Urusan Haji Departemen Agama akhir pekan lalu. Mereka dikenakan biaya administratif 1 % dari total biaya yang telah disetor. Namun Burhani optimistis jumlah mereka yang mengundurkan diri tidak akan banyak, dan jumlah calon haji Indonesia tidak kurang dari tahun lalu yang 50 ribu. Menurut perhitungan kalender Arab Saudi, wukuf ibadat haji tahun ini akan jatuh pada hari Jumat. Dengan begitu berarti tahun ini haji akbar. "Ini kesempatan yang jarang dan selalu ditunggu orang. Pasti banyak yang tidak ingin melewatkannya," ujar Burhani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus