PARA calon haji akhirnya terserempet juga oleh devaluasi rupiah.
Lewat Keppres No. 18/1983 ongkos naik haji (ONH) yang sebelumnya
ditetapkan Rp 2.320.700, kini dinaikkan menjadi Rp 3.075.570,
suatu kenaikan sebesar Rp 754.870. Besar ONH tahun lalu adalah
Rp 2.110.000.
Alasan kenaikan itu, menurut Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji
Burhani Tjokrohandoko, karena 95% komponen ONH berupa dollar dan
real Arab Saudi. Hanya 5% yang dibelanjakan di dalam negeri.
Kenaikan jumlah tersebut untuk menyesuaikan dengan devaluasi
rupiah 30 Maret lalu. "Angka dollarnya tetap, yang berubah
adalah jumlah rupiahnya," kata Burhani.
Lebih dari separuh komponen ONH (51,60%) adalah untuk ongkos
tiket Jakarta-Jeddah pulang pergi, yang mencapai 1.652 dollar
AS. Biaya perbekalan dan pelayanan, sebagian besar untuk
pembiayaan di Arab Saudi menelan 45,93%. Antara lain ongkos
angkutan darat 295 real, sewa rumah di Mekah dan Madinah 1.400
real, sewa Wisma Haji di Jeddah 80 real dan uang saku selama 35
hari.
"Biaya hidup di Saudi sebenarnya tetap saja," kata Burhani pekan
lalu. "Hanya ada persoalan baru sekarang: banyak rumah syaikh
yang biasa kita sewa kini digusur. Itu yang akan kita lihat
nanti, bagaimana pemecahannya," sambungnya.
Sejak lama banyak orang yang mengeluh ONH yang ditetapkan
pemerintah terlalu tinggi. Hingga walau telah dilarang, masih
banyak swasta yang berusaha menerobos larangan ini dengan
menawarkan tarif yang lebih murah, terutama untuk ibadat umroh.
Banyak di antara usaha swasta tersebut yang kurang bonafide
hingga selalu saja setiap kali muncul berita adanya jamaah umroh
yang ditelantarkan.
Namun beberapa pengusaha menganggap tarif ONH tersebut layak dan
wajar. "Kami saja yang menyelenggarakan umroh selama hanya 16
hari memperhitungkan biaya Rp 2 juta lebih," kata Djamal Akbar,
wakil sekretaris Konsorsium Patuna (Panatraco, Tunas Indonesia
dan Natrabu), yang ditunjuk resmi oleh Garuda untuk menangani
pelaksanaan umroh.
Secara nasional, calon haji yang mendaftarkan diri sampai 30
Maret lalu berjumlah 7.711 orang, 1.353 di antaranya berasal
dari Jakarta. Kenaikan biaya ONH rupanya membuat sebagian calon
mundur teratur. "Sudah mulai ada calon yang menarik diri," kata
seorang petugas di Direktorat Penyelenggaraan Urusan Haji
Departemen Agama akhir pekan lalu. Mereka dikenakan biaya
administratif 1 % dari total biaya yang telah disetor.
Namun Burhani optimistis jumlah mereka yang mengundurkan diri
tidak akan banyak, dan jumlah calon haji Indonesia tidak kurang
dari tahun lalu yang 50 ribu. Menurut perhitungan kalender Arab
Saudi, wukuf ibadat haji tahun ini akan jatuh pada hari Jumat.
Dengan begitu berarti tahun ini haji akbar. "Ini kesempatan yang
jarang dan selalu ditunggu orang. Pasti banyak yang tidak ingin
melewatkannya," ujar Burhani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini