Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan Menteri BUMN Erick Thohir dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di gedung Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta, pada Senin, 13 Juni 2024, dinilai punya makna politik tersendiri. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menganggap pertemuan tersebut menepis anggapan bahwa Erick berjarak dengan partai berlogo banteng itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pertemuan ini ingin menepis bahwa PDIP dengan Erick berjarak, minimal kader politik PDIP tidak terus-menerus mengkritiknya dalam konteks pencitraan untuk 2024,” katanya saat dihubungi, Selasa, 14 Juni 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan, publik sudah tahu bahwa Erick Thohir memiliki hasrat untuk maju di Pilpres 2024. Maka sangat mungkin pertemuan antara keduanya bicara soal pilpres walaupun yang disampaikan ke publik tidak bahas politik.
“Minimal komunikasi politiknya sudah mulai dibangun, menepis bahwa PDIP dan Erick itu berjarak karena banyak elitenya yang mengkritik,” ujarnya.
Selain itu, kata Adi, PDIP tidak cenderung melirik tokoh yang memiliki modal logistik yang besar untuk Pilpres 2024. Karena saat ini partai tersebut mampu mencalonkan kader sendiri dan sudah memenuhi presidential threshold.
Menurut Adi, Megawati menjadi sosok yang menjadi magnet bagi kepentingan politik. Jika Erick ingin maju, maka butuh penetrasi ke PDIP karena posisinya yang sedang membutuhkan.
“Itu menunjukkan betapa kuatnya posisi Mbak Mega di negara ini, the one and only strong woman in Indonesia,” katanya.
Kemarin, Erick Thohir dan Megawati enggan membahas seputar politik usai bertemu di Sarinah. Erick hanya diam ketika ditanya selain soal ritel modern tersebut. “Nggak. Ngantuk, mau pulang,” tuturnya.
Selama pertemuan di restoran, Megawati menyarankan kepada Erick agar fakta-fakta sejarah yang ada di Sarinah bisa lebih digulirkan. Hal ini penting bagi generasi penerus bangsa agar tidak lupa dengan sejarah.
Ketika dimintai tanggapannya soal maju di kontestasi pemilihan presiden, Erick hanya tertawa saja. Lalu dia melenggang pergi meninggalkan para wartawan yang bertanya.
Sebelumnya, politikus PDIP Masinton Pasaribu mengkritik Erick yang terlihat ingin maju dalam pilpres. Masinton mengkritik cara Erick yang memanfaatkan fasilitas publik dengan memajang wajah di mana-mana.
FAIZ ZAKI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini