Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Panen Besar, Petani Khawatir

Para petani padi di seluruh Kalimantan Selatan akan panen besar, tapi kapasitas gudang Dolog tidak mungkin menampung semuanya. Gubernur Subardjo menghendaki agar Dolog tetap melakukan pembelian. (dh)

24 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BULAN depan, di seluruh Kalimantan Selatan para petani padi panen besar. Laporan dari daerah-daerah tingkat II sudah masuk ke kantor gubernur siap panen besar. Bahkan beberapa di antaranya mengundang Gubernur Subardjo untuk melakukan potong padi pertama. Daerah Pagatan misalnya yang selama ini tak termasuk sebagai lumbung padi, kabarnya akan melakukan upacara panen secara besar-besaran. Sementara kegembiraan siap meledak di mana-mana, tak sedikit pula menyelip kekhawatiran. Ini gara-gara informasi yang bersumber dari Dolog Kalimantan Selatan dan tembus ke telinga para pengurus BUUD/KUD. Menurut keterangan itu -- dan kabarnya diakui juga oleh Subardjo -- gudang-gudang Dolog yang ada di propinsi ini tak mungkin mampu menampung hasil panen tahun ini. Maksudnya, jika Dolog melakukan pembelian-pembelian sebagaimana mustinya, "ke mana Dolog akan menyimpan padi itu?" Sekarang saja, untuk menampung pembelian dari panen kecil bulan Mei tadi, Dolog terpaksa menyewa gedung bioskop Pertama di Kandangan. Bahkan Subardjo dikutip sebagai mengatakan, "Dolog sudah memikirkan untuk menyewa gudang-gudang karet." Tapi ini diragukan jika diingat bahwa gudang-gudang karet yang ada di propinsi ini umumnya sudah tua dan sulit dipercaya untuk menjaga ketahanan padi-padi itu kelak. Kekhawatiran para petani lebih beralasan lagi jika ditilik bahwa dalam gudang Dolog sekarang masih tersimpan stok hasil pembelian tahun lampau. Menurut Subardjo jumlahnya masih sekitar 10.000 ton lagi. Dan jumlah ini pun akan segera jadi masalah jika Dolog tak cepat-cepat memasarkannya. Jika tidak segera diatasi, maka dalam panen raya bulan depan paling banyak Dolog hanya mampu membeli 7.000 ton. Ini sesuai dengan kapasitas gudang Dolog. Padahal hasil panen besar Juli nanti diperkirakan lebih dari 700.000 ton. Ke Mana? Angka produksi itu jelas melebihi kebutuhan makan penduduk propinsi ini. Bahkan Gubernur Subardjo memperkirakan hasil padi seperti itu akan mampu mensuplai kebutuhan warga Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Kedua propinsi inikah hasil panen itu kelak akan dipasarkan? Tampaknya sulit. Sebab tak ada kapal yang langsung dari Banjarmasin ke Kalimantan Timur. Tapi harus lewat Surabaya dan ini berarti memakan biaya angkut besar yang berakibat sampai di tempat tujuan sang beras akan berharga dua kali lipat. Untuk ke Kalimantan Tengah ada kapal, tapi kecil-kecil. Jalan darat tidak mungkin, di samping jalan-jalan masih belum bagus, truk-truk pengangkut akan makin membuat parah jalan itu. Melihat keadaan itu, mudah dipastikan bahwa para petani akan memilih menjual padi kepada para tengkulak. Sebab para pengurus BUUD/KUD agaknya tak mau mengambil risiko membeli dari petani jika Dolog tak mampu menampungnya. Tapi Gubernur Subardjo sendiri tetap berpendirian, "Dolog tak boleh menghentikan pembelian." Sebab, katanya, jika Dolog tak mau membeli, petani terang dirugikan dan saya tak mau ini terjadi. Tapi nyatanya daya tampung Dolog belum tentu sejalan dengan kehendak gubernur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus