MASALAH penting yang sedang dihadapi propinsi Indonesia ke-27
itu adalah bagaimana ia dapat turut serta melaksanakan Program
Pelita III. Ini berarti propinsi dengan penduduk 650.000 jiwa
itu sudah harus mempersiapkan sarana pemerintahan daerah sebelum
1979, saat Pelita III dimulai. Paling tidak gedung-gedung untuk
kantor, di mana aparat pemerintahan daerah bekerja.
Di Dilli, ibukota Timor Timur, sampai saat ini belum terlihat
sarana pemerintahan seperti bank, gedung DPRD, kantor bea cukai,
dan berbagai kantor perwakilan departemen seperti lazimnya ada
di tiap propinsi. Padahal kabarnya para amstrador (bupati) telah
siap menunaikan tugas mereka. Tapi masih banyak terbentur pada
sarana. Karena itu tak heran jika beberapa kabupaten belum
sempat menggali sumber-sumber pendapatan mereka sendiri.
Tapi jika dilihat rencana pemerintah untuk mengadakan operasi
teritorial dengan target mencapai keamanan menyeluruh sebelum
September 1978, seperti diumumkan Menpen Ali Murtopo beberapa
pekan lalu, Timor Timur punya alasan kuat untuk turut
melaksanakan Pelita III. Ini berarti bahwa penggalakan pertama
adalah dalam bidang pertanian, sumber mata pencaharian utama
penduduk dari propinsi yang memiliki 13 kabupaten itu.
Menteri Hankam M. Yusuf sendiri ketika berkunjung ke daerah itu
bulan lalu mengungkapkan bahwa daerah pertanian yang terbilang
subur meliputi kabupaten (castelo) seperti Er Mera dan kawasan
sebelah selatan. Sedangkan wilayah yang mempunyai persiapan
tenaga kera tercatat Dilli, Baucau, Oekusi, dan Bobonaro.
Sementara itu wilayah-wilayah seperti Manatuta, Liquisa, Suae,
Same, Viqueque, Ainaro, Ailiu dan Los Palos menurut Menteri
Yusuf perlu mendapat perhatian akan cara-cara pengelolaan
pertaniannya.
Pihak Pemerintah Pusat di Jakarta sendiri agaknya tak kurang
bersungguh hati mengurusi propinsi termuda ini. Bahkan kunjungan
Presiden Soeharto pertengahan Juli nanti ke sana, di samping
untuk menghadiri ulangtahunnya ke-III sebagai salah satu wilayah
Indonesia, juga untuk membuktikan bahwa niat untuk membangun
Timor Timur tak hanya sekedar janji kosong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini