Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

PARA Syndicate soal Video 100 Hari Kerja oleh Setkab: Prabowo Ingin Tunjukkan Kendalinya

Sekretariat Kabinet mengunggah video berisi 100 hari kerja Prabowo.

30 Januari 2025 | 09.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Ruang Sidang Kabinet, Istana Kepresidenan Jakarta, 2 Desember 2024. ANTARA/Sigid Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretariat Kabinet membuat video dengan tema 100 hari kerja pemerintah yang ditayangkan pada akun Instagramnya @sekretariat.kabinet, Rabu, 29 Januari 2025. Video berdurasi 6 menit itu berisi lini masa sejumlah kegiatan, kebijakan, dan program yang sudah dilaksanakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Video dimulai dengan menampilkan langkah Prabowo memulai pemerintahannya, yaitu menggelar pembekalan atau retreat para menteri Kabinet Merah Putih pada Oktober 2024. Kemudian ditayangkan kerja-kerja Prabowo, mulai dari meninjau infrastruktur lumbung pangan, penghapusan kredit macet UMKM, kunjungan ke sejumlah negara, dan ikut serta konferensi internasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ditampilkan pula sejumlah kebijakan Prabowo di antaranya kenaikan upah guru, pelaksanaan program makan bergizi gratis, hingga kunjungan Prabowo ke India dan Malaysia.

Dalam video itu, terekam momen Prabowo mengumumkan penurunan harga tiket pesawat penerbangan dalam negeri selama periode Nataru 2024/2025. Prabowo mengatakan tujuan penurunan itu untuk membantu masyarakat.

Video itu tampak menampilkan semua kerja yang dilakukan Prabowo. Sementara, sosok dan kerja pendampingnya, Gibran Rakabuming Raka, tidak banyak ditampilkan.

Gibran hanya ditampilkan ketika pemerintah menerbitkan surat edaran bahwa perjalanan dinas harus mendapatkan izin Prabowo. Dalam momen itu, Prabowo tampak sedang memberikan arahan kepada menteri kabinet Merah Putih. Posisi Gibran duduk di samping Prabowo. 

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif PARA Syndicate Virdika Rizky Utama mengatakan video tersebut seolah ingin menegaskan Prabowo mengendalikan pemerintah secara penuh. Prabowo, kata dia, sedang menjalankan strategi klasik dalam komunikasi politik.

Prabowo tampak ingin meneguhkan otoritasnya pada masa awal pemerintahan. Prabowo tidak ingin ada distraksi berpotensi mengaburkan pusat kekuasaan. "Karena itu, video itu bukan sekadar dokumentasi pencapaian 100 hari. Tetapi juga merupakan upaya konstruksi narasi politik yang hati-hati," kata Virdika saat dihubungi pada Rabu, 29 Januari 2025.

Menurut Virdika, sedikitnya porsi Gibran dalam video itu bukan sekadar teknis penyuntingan. Prabowo ingin membangun persepsi sebagai pemimpin utama. Dia tidak ingin ada asumsi "co-presidency" atau kepemimpinan yang bersifat kolektif dengan Gibran. 

Pada sisi lain, Virdika menilai video itu menjadi sinyal bagi para pemangku kepentingan politik di dalam maupun di luar pemerintah bahwa kendali ada di tangan Prabowo. "Kendali bukan pada dinamika politik dinasti yang melibatkan keluarga presiden sebelumnya (Jokowi)," kata Virdika. 

Selain itu, penulis buku 'Menjerat Gus Dur' ini mengatakan, minimnya sosok Gibran bisa dimaknai sebagai upaya menghindari polemik yang tidak perlu. Polemik itu buntut dari proses pencalonan Gibran sebagai calon wakil presiden yang penuh kontroversi. "Karena itu, ada keuntungan strategis untuk menahan kemunculan Gibran di ruang publik pada fase awal ini," kata Virdika.

Dengan tidak menampilkan Gibran, kata Virdika, tim komunikasi Prabowo ingin menekankan bahwa pemerintahan saat ini bukan hasil dari politik dinasti atau pengaruh keluarga. Tim komunikasi ingin menampilkan kepemimpinan Prabowo yang independen dan tegas. 

"Ini juga berfungsi untuk meredam kritik yang mungkin menyebut bahwa Gibran, dengan usia dan pengalamannya, belum layak untuk berada di posisi strategis tersebut," kata Virdika.

Menurut Virdika, langkah ini bisa dilihat sebagai cara untuk menjaga keseimbangan politik di antara berbagai faksi yang mendukung Prabowo. Sebab, Prabowo membutuhkan dukungan luas dari berbagai kalangan. Tidak menonjolkan Gibran dapat menjadi cara untuk menenangkan pihak-pihak yang skeptis terhadap pengaruh dinasti politik. 

"Hal ini sekaligus memperlihatkan bahwa Prabowo berusaha menjauhkan diri dari persepsi bahwa ia hanya perpanjangan tangan kekuatan politik lama," kata Virdika.

Virdika juga menilai minimnya Gibran dalam video ini adalah cerminan dari kalkulasi politik yang kompleks. Secara keseluruhan, video ini ingin menunjukkan bahwa Prabowo sebagai pemimpin baru, sangat menyadari sensitivitas politik seputar wakilnya dan memilih untuk mengontrol narasi publik dengan cermat. 

Hendrik Yaputra

Hendrik Yaputra

Bergabung dengan Tempo pada 2023. Lulusan Universitas Negeri Jakarta ini banyak meliput isu pendidikan dan konflik agraria.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus