Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Buruh menyebut saat ini belum menentukan tokoh yang mereka dukung dalam ajang kontestasi Pilpres 2024. Ketua Tim Khusus Pemenangan Pemilu Partai Buruh Said Salahudin menyebut calon presiden atau capres yang akan didukung akan ditetapkan pada rapat presidium.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dalam forum presidium inilah ‘final say’ tentang capres dan cawapres yang kelak didukung Partai Buruh akan ditetapkan. Jadi dukungan capres-cawapres tidak ditentukan sendirian oleh presiden Partai Buruh," kata Said pada Kamis 4 Mei 2023.
Minta tanggapan kader
Meski begitu, Said menegaskan sebelum digelar rapat presidium maka Partai Buruh akan terlebih dahulu menyaring pendapat dari para kader. Ia mengatakan Partai Buruh akan memberi ruang kepada kader untuk menentukan kandidat capres yang akan didukung pada pilpres nanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Atas dasar itulah Presiden Partai Buruh menggelar dua forum pendahuluan untuk menjaring dan menyaring nama-nama capres dan cawapres yang diusulkan anggota melalui pengurus partai di tingkat kabupaten atau kota dan provinsi dari seluruh Indonesia," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Muncul empat nama capres
Pada Januari 2023 lalu, kata Said, Partai Buruh telah melaksanakan rakernas para kandidat capres yang akan didukung nanti. Hasilnya, ia menjelaskan ada empat nama yang keluar sebagai peraih suara tertinggi dari rakernas tersebut.
"Jika diperingkatkan berdasarkan jumlah dukungan terbanyak urutannya adalah Ganjar Pranowo, Said Iqbal, Anies Baswedan, dan Najwa Shihab," kata Said.
Said melanjutkan, Partai Buruh akan kembali menggelar rakernas kedua pada sekitar Juni ata Juli mendatang. Ia menjelaskan rakernas itu bertujuan untuk penyaringan nama capres dan cawapres lebih lanjut.
"Nama dan besaran dukungan kepada figur capres pada konvensi nanti bisa saja sama dengan sebelumnya atau bisa juga berubah petanya. Politik ini kan dinamis. Beberapa bulan ke depan mungkin saja terjadi peristiwa politik yang dapat mengubah arah dukungan," ujar dia.