Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Hendrawan Supratikno, menyarankan Basuki Tjahaja Purnama tak perlu buru-buru kembali ke dunia politik. Ia mengatakan masa awal kebebasan Basuki merupakan momentum bagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk mengevaluasi dan memahami kultur politik Indonesia yang kompleks. "Kita jangan terjebak pada ketergesa-gesaan," kata dia kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan Hendrawan menanggapi kesediaan Ba-suki membantu pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam kampanye pemilihan presiden 2019. Kesediaan itu disampaikan Basuki kepada penyanyi jazz Teuku Adifitrian alias Tompi. Tompi bertemu dengan Basuki di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Kota Depok, pada Sabtu pekan lalu. "Dia bahkan bilang siap naik panggung kampanye untuk Pak Ma’ruf Amin," kata Tompi kepada Tempo, Rabu malam lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hendrawan menambahkan, sebagai warga negara, Basuki berhak dan memiliki kapasitas untuk ikut andil dalam perpolitikan di Indonesia. Dia menilai kesiapan Basuki untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf merupakan ekspresi keberpihakan. "Wujud keberpihakan itu bisa dilakukan tanpa melalui kampanye," katanya.
Menurut Hendrawan, dengan pengalamannya memimpin Ibu Kota, Basu-ki bisa membantu pasangan Jokowi-Ma’ruf. Kerap menciptakan terobosan kebijakan selama menjabat Gubernur DKI, Basuki bisa menyumbangkan pemikirannya untuk pasangan Jokowi-Ma’ruf bila kelak terpilih. "Pemikiran Ahok itu menarik," kata Hendrawan.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional, Arsul Sani, mengatakan, dalam rapat terakhir tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf tak ada pembahasan ihwal rencana keterlibatan Basuki. Meski begitu, kata dia, tim terbuka bagi semua kalangan yang ingin membantu pasangan Jokowi-Ma’ruf. Asrul pun mempersilakan jika Basuki ingin mengunjungi tim kampanye dan mendiskusikan pemilihan presiden dan wakil presiden.
Arsul mengatakan latar belakang agama Basuki tak bakal membebani citra Jokowi-Ma’ruf. Pun dengan riwayat Basuki yang pernah dihukum atas kasus penistaan agama. Menurut dia, keterlibatan Basuki dan bantuannya untuk tim kampanye bisa beragam.
Arsul memberi contoh, Basuki bisa menggarap pemilih di luar negeri. Sebab, kata Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan itu, Basuki memiliki basis pendukung yang cukup solid di luar negeri. "Di luar negeri juga pasti resistansinya lebih kecil," kata dia.
Senada dengan Arsul, juru bicara Tim Kampanye Nasional, Tubagus Ace Hasan Syadzily, mengatakan Basuki tak akan membebani citra Jokowi-Ma’ruf. Ihwal masa hukuman yang pernah dijalani, kata Ace, kasus yang menjerat Basuki tak berkaitan dengan integritasnya sebagai bekas penyelenggara negara. "Itu bukan korupsi dan tidak membuat kredibilitasnya dipertaruhkan," kata politikus Partai Golkar itu.
Di luar urusan politik, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, mengatakan Basuki pernah menyampaikan ingin berbisnis membuat video alias menjadi video blogger. "Dia mau cari uang," kata Prasetio di Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal, Kedoya, Jakarta Barat.
Lewat akun "Panggil Saya BTP", Basuki kemarin mengunggah video berdurasi 9 menit 27 detik. Video itu menampilkan Basuki dan putranya, Nicholas Sean Purnama, sedang dalam perjalanan di mobil menuju rumahnya. Hingga kemarin sore, akun itu sudah memiliki 203 ribu pelanggan. JOBPIE SUGIHARTO | LANI DIANA | LINDA HAIRANI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo