Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Pemerintah pusat berencana merekrut relawan yang bertugas membantu pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di laboratorium. Tujuan merekrut relawan laboratorium ini agar pemerintah dapat memenuhi target pemeriksaan sebanyak 20 ribu spesimen per hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan Presiden Joko Widodo sudah menyepakati adanya rekrutmen relawan yang bertugas di laboratorium uji sampel Covid-19. “Karena keterbatasan relawan, jadi tidak maksimal melakukan pengetesan,” kata Muhadjir setelah mengikuti rapat terbatas kabinet, kemarin.
Muhadjir mengatakan, untuk memenuhi target pemeriksaan spesimen tersebut, membutuhkan penelusuran secara masif terhadap orang-orang yang berkontak fisik dengan pasien terjangkit Covid-19. Ia mengatakan spesifikasi pendidikan relawan yang dibutuhkan adalah mahasiswa program pascasarjana jurusan biologi molekuler serta mahasiswa keperawatan, kebidanan, dan kesehatan masyarakat.
Sebelum bertugas, para relawan laboratorium tersebut diberi pelatihan lebih dulu.
“Dengan peralatan berjumlah 120 unit, mestinya pemeriksaan bisa mencapai 30 ribu,” ujar Muhadjir.
Dalam rapat terbatas kabinet tentang Covid-19 kemarin, Presiden Jokowi menargetkan pemeriksaan spesimen Covid-19 bisa mencapai angka 20 ribu per hari. Jokowi yakin target tersebut bisa tercapai. “Saya harapkan target berikutnya adalah 20 ribu per hari. Ini harus mulai kita rancang menuju ke sana,” kata Jokowi.
Jokowi juga memerintahkan Gugus Tugas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan agar lebih agresif melacak kasus terjangkit Covid-19 dengan menggunakan bantuan sistem teknologi telekomunikasi. “Misalnya, Selandia Baru menggunakan digital diary, Korea Selatan mengembangkan mobile GPS untuk data-data, sehingga pelacakan lebih termonitor dengan baik,” katanya.
Jokowi juga meminta penanggulangan Covid-19 didukung dengan pembenahan data. Ia menghendaki ada manajemen satu data mulai saat ini.
Pakar epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan sudah seharusnya jumlah tes spesimen per hari lebih dari 10 ribu karena penduduk Indonesia sangat besar. Ia menilai target pemeriksaan sesuai dengan arahan Presiden Jokowi tersebut sangat mungkin dicapai karena banyak mahasiswa lulusan di bidang kesehatan yang bisa direkrut menjadi relawan. Rencana itu juga ditopang dengan ketersediaan reagen produksi dalam negeri. Pemerintah hanya perlu menggenjot produksi reagen dalam negeri tersebut agar laboratorium bisa menyerapnya dengan harga lebih murah dibanding reagen impor.
Pandu juga berharap pemerintah pusat menelusuri sejumlah daerah dengan angka pasien terjangkit Covid yang masih rendah. Ia menduga penyebab angka pasien positif di daerah tersebut rendah lantaran jumlah pemeriksaan spesimennya juga sedikit. “Kalau rendah karena tesnya juga rendah, harus dilakukan pengetesan dengan angka yang lebih tinggi,” kata Pandu.
Ia mengatakan peningkatan pemeriksaan spesimen ini menjadi penting pada masa transisi untuk mencegah terjadinya gelombang kedua pandemi ketika kehidupan normal baru diterapkan. Pandu berpendapat bahwa masyarakat juga akan merasa aman ketika pemerintah memeriksa spesimen secara masif dengan hasil sedikit orang yang tertular virus.
EGI ADYATAMA | DIKO OKTARA
Kejar Target Pengujian 20 Ribu Spesimen Sehari
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo