DUA dari tiga pria Jakarta konon pernah menyeleweng. Tapi dua dari tiga orang Amenka tercatat sebagai pelanggan radang gusi. Ada yang cuma sariawan biasa. Ada yang sering ketamuan gingivitis, radang gusi akibat karang gigi, dan sebagian lagi acap kali tertimpa pyorrhoeadentitis, gusi bernanah lantaran gigi membusuk. Gangguan penyakit itu tidak datang secara tiba-tiba. Untuk keperluan deteksi dini itu, John Hershfeld, ahli gigi dari Gainnesville, Florida, Amerika, telah merancang sebuah alat pendeteksi penyakit mulut itu. Alat ini berupa sebuah batang dengan ujung bercabang dua. Di ujung percabangan itu terdapat sensor yang bisa memeriksa keadaan gusi seseorang. Ketelitiannya mencapai 1/10 mm, 10 kali lebih cermat dibanding mata dokter gigi yang paling senior pun. Alat elektronik itu mempunyai komponen yang bisa mengubah laporan dari sensor menjadi kode digital. Lantas dari situ data bisa diteruskan ke sebuah PC (komputer pribadi). Dengan disket berisi program khusus, hasil pemeriksaan oleh sensor bisa tersaji di layar komputer dalam tiga warna. Bila satu bagian gusi tampak di layar dalam warna merah, berarti kerusakan telah terjadi pada jaringan itu. Sensor melaporkan adanya kerusakan itu atas dasar pengamatan adanya jaringan yang koyak, berlubang, atau bengkak. Warna kuning menunjukkan jaringan setempat sehat walafiat. Bila warna hijau yang muncul, berarti tengah terjadi proses yang mengarah pada kerusakan jaringan. Alat itu, termasuk perangkat lunaknya. dijual dengan harga sekitar Rp 4.5 juta per unit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini